Coorporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah program tanggung jawab sosial yang menjadi kewajiban bagi perusahaan diberbagai sektor dalam pemberian manfaat bagi kawasan disekitar atau Negara dimana perusahaan itu berada.
Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam sehingga banyak perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia, salah-satunya Freeport Indonesia.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan tergolong besar pastinya memiliki program tanggung jawab sosial (CSR). Selama lebih dari 50 tahun beroperasi di negeri ini, Freeport Indonesia mengklaim telah banyak memberikan sumbangsih bagi negeri, khususnya Papua.
Bila kita melihat situs resmi Freeport Indonesia yang sahamnya 51 persen dimiliki Pemerintah Indonesia ini (DI SINI), terdapat 6 Kontribusi Freeport untuk masyarakat Papua dan Indonesia dalam bentuk CSR.
Bila kita membaca artikel tersebut, pada gelaran Indonesia Mining Awards yang diselenggarakan oleh IMA di Jakarta 20 November 2019, Freeport Indonesia mendapatkan dua penghargaan yaitu Kategori Pembayar PNBP Terbesar untuk Kategori Mineral dan Kategori Pelaksana Program Pemberdayaan Masyarakat Terbaik.
Adapun enam program pengembangan masyarakat Freeport Indonesia, antara lain :
_
1. Peningkatan Akses Pendidikan Bagi Warga Asli Papua
Pada november 2019 lalu, akun twitter Freeport Indonesia mentweet (DI SINI) membuka akses baca kepada anak didik desa Tangma, kab. Yahukimo dengan mendistribusikan 1.700 buku dari Jakarta ke Wamena Selatan.
Bila kita membaca kontribusi Freeport Indonesia lainnya (DI SINI), Â melalui dana kemitraannya yang dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sejak Tahun 1996 hingga tahun 2018 telah memfasilitasi 11.000 siswa dalam program beasiswa mulai dari tingkat SD sampai dengan S3 untuk warga asli Papua.
Terdapat 5 asrama didirikan dan telah membangun Balai Latihan Kerja dengan program pra magang, pendidikan untuk dewasa, magang dan Administrasi Niaga untuk D3.
Freeport Indonesia juga membangun sebuah Institut Pertambangan untuk melatih putra dan putri asli Papua. Melalui Institut Pertambangan Nemangkawi yang telah menghasilkan lebih dari 3.000 lulusan.
_
2. Pembangunan Fasilitas Kesehatan Gratis
Di bidang kesehatan bila kita membacanya (DI SINI), Freeport Indonesia telah membangun dan mengoperasikan 2 rumah sakit, 3 klinik umum, 2 klinik spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi 7 suku di Papua.
Freeport Indonesia bersama LPMAK membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) di dataran Tinggi.
Adapun klinik-klinik kesehatan tersebar di beberapa wilayah seperti: SP IX, SP XII, Nayaro, dan Pomako. Secara operasional, klinik-klinik tersebut dikelola oleh CPHMC (sebagai salah satu section dari departemen SLD/CR).
Perhatian pada Kesehatan Masyarakat pun dijalankan yang berfokus pada masalah kebersihan dan sanitasi; pengendalian infeksi dan penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan TB; masalah Kesehatan Ibu dan Anak; dan upaya-upaya untuk mengurangi penyakit menular seperti Malaria. Selain itu, LPMAK juga membantu beberapa kampung dalam hal mendapatkan akses ke air bersih.
_
3. Peluang Pekerjaan dan KarirÂ
Berdasarkan liputan khusus Kontan (DI SINI) di tahun 2016, Wakil Presiden Freeport Indonesia, Napoleon Sawai, menyebutkan ada 27% atau sekitar 30.000 warga lokal yang bekerja di Freeport Indonesia. Dari jumlah itu, 50 orang di antaranya duduk di posisi staf manajerial dan 7 warga asli Papua menjadi Vice President (VP) Freeport.
Napoleon termasuk salah satu pribumi lokal yang menjabat di posisi VP Freeport Indonesia. Dapat diartikan kontribusi Freeport untuk masyarakat memberikan peluang pekerjaan dan jenjang karir bagi penduduk asli Papua.
Freeport Indonesia, berkomitmen menjalankan operasional sesuai dengan Deklarasi Universal PBB tentang Hak Asasi Manusia, undang-undang dan peraturan negara Indonesia, serta budaya dari masyarakat yang merupakan penduduk asli di wilayah operasi perusahaan.
_
4. Program Kemandirian Ekonomi Masyarakat Papua
Untuk pengembangan masyarakat lokal di Papua bila kita membaca di seputarpapua.com (DI SINI) bahwa Freeport Indonesia menyisihkan satu persen dari pendapatan kotor.
Dilansir dari situs resmi Freeport Indonesia (DI SINI) ditahun 2014, jumlah dana investasi untuk pengembangan masyarakat baik yang dikelola langsung oleh PTFI maupun melalui kemitraan dengan LPMAK mencapai US$ 92,2 juta, sedangkan total dana investasi pengembangan masyarakat dari tahun 1992-2014 mencapai US$ 1,3 miliar.
Seluruh program ini tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat didaerah sekitar wilayah tambang, khususnya daerah pesisir Selatan Kabupaten Mimika sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mendukung kemajuan pembangunan daerah Kabupaten Mimika.
Tahun 2018 tercatat di sektor ekonomi, Freeport Indonesia membina 118 pengusaha lokal sehingga mampu membuka setidaknya 1.036 lapangan pekerjaan baru. Bantuan ekonomi ini disalurkan ke bidang peternakan, pertanian dan perikanan, dengan jumlah total bantuan yang telah tersalurkan mencapai Rp 52,3 miliar.
Tidak itu saja, Freeport Indonesia juga melaksanakan Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) dan Dana Bergulir. Freeport Indonesia telah menyalurkan program dana bergulir yang telah menjangkau 6.683 kelompok usaha dengan total bantuan Rp 233,4 miliar.
Perusahaan tambang terbesar di Indonesia ini turut melakukan pengembangan masyarakat berbasis desa dengan membina petani kakao seluas 186 ha dan kopi 23,4 ha dan ayam ternak 80 ribu.
_
5. Promosi Budaya dan Agama
Dalam bidang budaya dan agama, Freeport Indonesia melakukan promosi kebudayaan lokal kedalam dan keluar agar ciri khas dan khazanah budaya suku asli tetap terpelihara. Apa yang dilakukan ini agar budaya Papua tetap terjaga seiring dengan kemajuan daerah.
Freeport Indonesia dan LPMAK juga turut melakukan dukungan program pengembangan masyarakat melalui jalur agama. Pengembangan di bidang agama menjadi penting karena kehidupan masyarakat kabupaten Mimika disatukan oleh ikatan keagamaan
_
6. Pembangunan Infrastruktur Menunjang Pengembangan Wilayah Papua
Dalam mendukung pengembangan daerah, PT Freeport Indonesia (PTFI) menyediakan infrastruktur dasar di Kabupaten Mimika yang memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal.
Adapun pembangunan infrastruktur yang dilakukan seperti pembangunan Bandara Internasional Mozes Kilangin, Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Jembatan Pomako, Kompleks Olahraga Mimika, Fasilitas Air Minum hingga bantuan pembangunan Kantor Pemerintahan Kabupaten Mimika.
Di bidang infrastruktur, telah terbangun 3.200 rumah, fasilitas umum dan sosial sejak 1997. Kemudian membangun 2 lapangan terbang perintis di Desa Tsinga dan Aroanop.
PTFI telah membangun komplek olahraga di Timika yang dapat dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan PON 2020 di Papua. Total komitmen dana yang disiapkan untuk mendukung pembangunan Timika Sport Complex mencapai US$ 33 juta.
Sumber : ptfi.co.id, Lipsus Kontan.co.id , seputarpapua.com
___________
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Blog [DISINI] Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI] Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H