Dengan aplikasi online yang realtime, para penumpang dapat melihat jadwal dan ketersediaan "angkot online" yang tersedia, baik jam dan tempat pickup - drop off terdekat, dan menyocokkan dengan jadwalnya.
Inovator lain menceritakan bagaimana mereka mengadopsi pemanfaatan multi used beberapa moda transportasi pribadi seperti sepeda listrik, mobil, motor.
Maksudnya begini, untuk mengurangi masalah kemacetan, mereka menciptakan bisnis persewaan multi moda, baik dalam satu booking code maupun single booking code.
Misalnya, kebutuhan para ibu rumah tangga yang rutin belanja mingguan ke market, dapat memanfaatkan sepeda listrik dari poin terdekat dari rumahnya ke pasar.
Lalu pulangnya dengan belanjaan tentu tidak memungkinkan naik sepeda, maka si ibu tersebut dapat memanfaatkan mobil yang sudah disewa di awal perjalanan bersamaan dengan sepeda, atau by request (ad hoc) sepulang dari pasar, atau bisa juga mengantar atau menjemput anak sekolah.
Ini terbukti mengurangi penggunaan mobil pribadi oleh para ibu rumah tangga.
Selain itu, innovator muda di China juga sudah membuat sepeda baterai yang sangat cerdas idenya. Baterai kecil ditempel di ban sepeda. Bukan lagi menggunakan dinamo listrik, tapi baterai lithium!
Bahkan saking compact-nya sepeda baterai bisa berbentuk sepeda lipat. Ini sangat cerdas dan bukan hal yang njlimet yang memerlukan pemikiran mendalam seperti para ahli teknologi pencipta kapal luar angkasa Tesla, ya khan?
Kemudian saya terdiam berpikir, begitu banyaknya para pemikir yang memiliki imajinasi dan inovasi, berusaha menjawab tantangan perkembangan zaman khususnya untuk menyelesaikan masalah di negara mereka.
Bagaimana dengan Indonesia? Negara kita sedang membuat pabrik baterai berbasis nikel. Negara lain sudah bisa membuat baterai compact berbasis lithium.
Apakah sudah ada blue print pengembangan industri Energi Baru Terbarukan dan bagaimana Indonesia akan berperan dalam perkembangan zaman yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat kita dan masyarakat dunia secara ekonomi dan peradaban?