"Bagaimana hari ini?" kalimat andalanku untuk memastikan keadaan Dinda baik-baik saja ketika menjalani hari yang begitu sibuk dibandingkan denganku.
Kami baru saja dekat sekitar 3 bulan mungkin masa ini terbilang cukup dini untuk mengenal satu sama lain, tetapi berbeda dengan mereka berdua dengan jangka waktu tersebut mereka memiliki banyak cerita baik situasi romantis dan berbagai drama percintaan.
Kisah aku dekat dengan berawal dari dating apps yang sangat familiar di kalangan anak muda seumuranku. Perasaanku awalnya biasa saja dengan Dinda tidak begitu menggebu-gebu untuk lebih dekat dengannya. Pada suatu waktu kita bertemu, aku merasakan sentuhan di hati terhadap perlakuan dia yang sebelumnya aku rasakan.
Ya, wajar saja aku menjomlo sangat lama setelah beberapa kisah cinta yang tidak mulus. Saat di titik itu aku merasakan nyaman sekali dengannya karena Dinda seseorang yang sangat frontal untuk mengatakan sesuatu yang dia suka atau tidak suka dariku, itu rasa yang sangat bikin aku lega tidak perlu pusing ketika ada drama percintaan.
"Maaf ya Zhafran aku tidak begitu rapih." kata Dinda ketika aku bonceng menggunakan motor. "Ya, gapapa kok. Aku bertemu kamu aja udah senang." kataku dengan senyum yang lebar.
Sebelumnya kita tidak tahu mau ke mana, hanya mengandalkan mata melirik kanan-kiri  yang di sepanjang jalan banyak sekali kedai kopi dan tempat makan.
Saat perjalanan itu aku banyak sekali bertanya tentang daerah tersebut kepada dia, wajar saja aku sebelumnya tidak tahu daerah sana.
"Ini daerah apa namanya?" Kataku.
"Ini namanya Tanjung Duren, tenang aku ini akamsi dan hari ini aku menjadi pemandumu hahaha." Kata Dinda dengan sedikit humor.
"Loh, kirain daerah Grogol luas ya ternyata maju sedikit udah beda nama daerahnya." Kataku.
"Yaudah karena kita udah di daerah Tanjung Duren aku rekomendasiin tempat ini aja untuk kita nongkrong karena di Titik Koma ngga ada makanan ringan." Kata Dinda.