Rizki berbagi pengalaman ketika dihubungi melalui WhatsApp. "Gue pernah ketika tempat duduk gue udah diisi orang, terus gue tegur orangnya, orangnya malah nyuruh gue duduk di sebelahnya. Padahal kursinya udah penuh, jadi gue duduk bertiga di kursi yang kapasitasnya 2 penumpang." Ujarnya. "Baru kali ini gue lihat orang yang gak punya tempat duduk terus gak mau pindah (setelah ditegur). Biasanya, orang yang gak punya tempat duduk, kalau ada orangnya (pemilik kursi) pasti pindah nyari tempat duduk lain (yang masih kosong)." Tambah Rizki si pengguna tetap Commuter Line Merak.
Kejadian semacam ini tentulah membuat kesal penumpang. Walaupun harga kedua jenis tiketnya sama, tetap saja penumpang yang memiliki tiket dengan kursi lebih berhak untuk duduk. Penumpang dengan tiket tanpa kursi tidak berhak untuk duduk di kursi, salah sendiri tidak memesan tiket dari jauh-jauh hari.
Petugas on board seharusnya tegas dalam menangani kasus seperti ini. Mereka harus memastikan setiap penumpng duduk pada kursinya masing-masing. "Baiknya (tiket) dicek satu-persatu seperti KA antarkota." Kata seorang teman.
Para penumpang juga semestinya memiliki kesadaran. Boleh saja menduduki kursi yang kosong, tetapi jika ada si pemilik kursi segeralah berpindah tempat. Jangan sebaliknya, si pemilik kursi yang harus mengalah.
Semua penumpang ingin menikmati perjalananya. Oleh karena itu, kita sebagai penumpang mesti tertib dan menaati peraturan yang berlaku. Kita harus menghargai hak penumpang lain. Begitulah harapan saya, Vita, Rizki, seorang teman yang tidak ingin disebut namanya, juga tentunya harapan seluruh pengguna layanan Commuter Line Merak. Semoga tidak ada lagi kejadian maling kursi di Commuter Line Merak dan di kereta lainnya.