Akan tetapi Soo Rin terlanjur ketakutan dan berteriak sejadi-jadinya. Laporan Soo Rin menjadi heboh sekali dan mengganggap pria tersebut adalah dalang dibalik hilangnya tiga orang anak secara misterius. Pria tersebut menjadi daftar orang yang dicari oleh pihak kepolisian. Itulah awal mula mengapa semua media sedang hangat-hangat nya membicarakan hilangnya anak-anak secara misterius.
Saat keduanya berkejaran, tak sengaja pria tersebut menjatuhkan sebuah buku yang sudah tidak asing lagi bagi Soo Rin.
Di tulis di buku tersebut, bahwa Sung Min dan kedua temannya memang memecahkan telur yang mereka temui kala itu karena penasaran. Setelah itu muncul lah keanehan. Semua benda bergerak berhenti mematung dan tak bergerak. Apa pun yang mereka lempar ke udara akan melayang layaknya  gravitasi nol.
Burung-burung berterbangan mematung di langit, ombak laut berhenti, aktivitas semuanya berhenti. Awalnya, Sung Min dan kawan-kawan merasa kegirangaan karena mereka bisa mengambil apapun yang mereka mau tanpa seorang yang melihat.
Satu persatu mereka semua hilang, dan hanya menyisakan Sung Min. Disaat itu dia berpikir ingin bunuh diri saja karena hanya dia satu-satunya yang hidup. Akan tetapi, saat ingin membunuh dirinya, semua aktivitas kembali berjalan normal seperti sedia kala. Tak ada seorang yang sadar bahwa mereka berhenti mematung beberapa tahun.
Sung Min terkejut dan merasa ketakutan dengan berbagai suara dan aktivitas. Maklum, dia tumbuh dewasa dalam kehampaan suara dan tanpa mengenal malam.
Soo Rin pun mencoba membantu Sung Min berdaptasi dengan lingkungan barunya setelah beberapa tahun mengalami kehentian waktu. Dia mencoba untuk menarik kepercayaan masyarakat bahwa pria tersebut adalah Sung Min. Akan tetapi semua orang tidak percaya, dan mengganggap Soo Rin gila.
Beralur mundur
Ada beberapa adegan yang dianggap berat seperti perspektif Sung Min (dewasa) dengan pihak kepolisian dan masyarakat. Karena Soo Rin kalah suara, tentu masyarakat percaya bahwa pria yang ditemui Soo Rin adalah penculik. Namun, itu semua tidak benar baginya. Sekuat apapun Soo Rin untuk membuktikannya, masyarakat tetap tidak menaruh kepercayaannya. Apalagi dia masih dianggap anak kecil yang polos. Orang akan susah mempercayainya termasuk ayah tirinya.
Pada akhirnya, cerita ini adalah hasil wawancara antara Soo Rin dengan Psikolog sekaligus penulis buku. Karena cerita Soo Rin yang menarik, psikolog tersebut meminta izin agar cerita Soo Rin dibukukan.