"Yoi, katanya disebut friendzone. Ngeri emang kalo suka sama sahabat sendiri." Balas Kinara.
Aku termenung, namun ternyata memang ini kesalahanku. Menaruh harapan yang memang sepatutnya tidak pantas untuk diharapkan.
"Ngeri sih, tapi kita juga engga bisa milih mau suka sama siapa." Balasku  selang 5 menit yang padahal aku diam di room chatnya yang tandanya aku online sembari memikirkan apa yang sudah terjadi padaku saat ini.
***
Hari demi hari pesanmu tidak kunjung datang lagi. Memang ini salahku yang selalu membalasnya singkat. Namun, aku melakukan itu bukan tanpa alasan. Aku sadar hubunganku dengannya hanya sebatas sahabat tidak lebih. Aku sadar telah menaruh harapan pada orang yang sepatutnya tidak perlu diharapkan.
Mungkin, tidak sedikit yang mengalami hal yang sama sepertiku. Banyak di luar sana yang menyimpan luka dan rasa secara bersamaan pada orang terdekat namun tidak dapat digapai.
Pada akhirnya, kita hanya perlu mengikhlaskan, merelakan dan menyimpan rasa ini sebaik mungkin. Tidak perlu dipaksakan untuk segera hilang, karena dengan waktu semua akan hilang tanpa dipinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H