Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucingku

31 Juli 2024   02:07 Diperbarui: 31 Juli 2024   02:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku berpikir sebenar apakah itu benar benar bisa membuatnya diam ?

"ya udah aku nyamper nanti siang"

singkat cerita aku pulang dari rumah temanku membawa beberapa mainan kucing.

yang pertama aku keluarkan adalah  tongkat kucing, aku mengayunkannya dengan penuh tenaga. temaku bikang untuk mengatunkannya nanti kucing itu akan mengejar ujung tongkatnya. namun aku di abaikan... tidak ia kabur... apa aku mengayunkannya terlalu keras ?.

aku mulai mengayunkannya dengan pelan pelan. itu berhasil aku mendapat perhatiannya. ia mengendap endap layaknya predator. lucu padahal aku dapat melihatnya dengan jelas, bagaimana hewan ini bisa bertahan hidup sampai sekarang dan tidak punah. ia lompat ke bulu yang ada di ujung tongkatku dan berusaha menggenggamnya dengan kedua kaki depannya, namun ia jatuh ke belakang, dia langsung lari bersembunyi di balik tirai jendela. heh.... aku tertawa kecil melihat reaksi makhluk kecil ini.

kemudian hari demi hari minggu demi minggu dia hidup di rumahku. sampai sekarang aku belum memberikannya nama. ia tumbuh sehat dan selalu aku ajak main setiap aku pulang sekolah. pada saat study tour aku menitipkan dia kepada kakekku. sepanjang perjalanan aku memikirkannya, aku tahu dia ada di tangan yang baik hanya saja aku merasa khawatir... kakek sudah tua dan ceroboh, bagaimana jika... ah... tidak tidak aku tidak ingin memikirkannya.

pada saat itu temanku merekomendasikan untuk melakukan prosedur Sterilisasi kepada kucingku. aku melakukan sedikit searching banyak manfaat yang bisa di dapat dari Sterilisasi kucing. aku pun menuju rumah sakit hewan bersama temanku, itu cukup jauh. dokter bilang ini hanya akan memakan waktu 30 menit jadi aku menunggu. aku sering melihat kucing menjadi agresif saat ada di  check kesehatan, namun kucingku relatif santai.

aku menunggu dan menunggu akhirnya aku operasinya selesai dan aku boleh melihat kucingku, ia terkapar di atas kasur kecil tubuhnya melebar terbalik dan lidahnya menjulur keluar. namun dokter menghampiriku dan memberikan berita buruk yang membuat jantungku jatuh, kucing ku punya reaksi yang buruk kepada obat bius dan harus menghabiskan semalam di rumah sakit hewan.

aku pulang sambil di bonceng temanku, perasaan resah yang aku tidak pikir akan rasakan kepada seekor hewan. sesuatu yang bukan manusia apakah ini empati manusia kepada makhluk hidup lain ? atau  keterikatan yang tumbuh seiring waktu ? itu tidak penting lagi aku hanya ingin dia selamat dan sehat. tidak mungkin dia akan mati kan ? jika ia mati aku akan sangat marah maksudku dia hidup dan makan dari uangku dan dia akan meninggal kan aku begitu saja ? namun jauh di dalam hatiku aku tahu aku akan menangis.

keesokan harinya aku langsung berangkat pagi pagi buta ke rumah sakit hewan itu, aku datang kepagian. rumah sakit itu bahkan belum buka. aku duduk menunggu dengan cemas. cukup lama menunggu aku di persilakan masuk dan melihat kucingku aman dan sehat. aku langsung membawanya pulang.

Kalian semua tahu, aku dulu bertanya-tanya apa yang orang lihat dari hewan kecil ini. Kenapa memelihara hewan karena mereka kotor, rumit, dan membawa banyak kekacauan dalam hidupmu. Tapi sekarang aku rasa aku sudah mengerti. Karena makhluk kecil di depanku ini, makhluk yang bahkan tidak punya tujuan, tidak memiliki fungsi atau berguna, bahkan dia bukan sebuah seni, ia hanya ada dan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun