Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucingku

31 Juli 2024   02:07 Diperbarui: 31 Juli 2024   02:09 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

perkenalkan namaku adalah Aria. aku adalah seorang pelajar SMA kelas tiga berumur 18 tahun. sebentar lagi aku akan lulus dan berencana untuk kuliah nantinya. sekarang aku sedang menikmati libur panjang, namun ada suatu haru aku sedang berjalan jalan bersama teman dekatku.

"nanti malam aku di ajakin main sama si Reza... jadi gimana malam ini mau ikut gak" tanyaku kepada Bimo temanku.

"maaf... tapi aku gak bisa ninggalin peliharaanku sendirian, mengingat si Reza acaranya pasti sampai malam"

"oh... ya sudah kalau begitu"

sejujurnya aku tidak paham kenapa orang orang memelihara hewan. maksudku apa yang mereka dapat dari merawat mereka ? mereka tidak akan membantu mu melakukan sesuatu, mereka hanya hidup gratis di dalam rumah mu layaknya parasit. Minggu depannya pada pagi hari selasa ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku, suara kakekku terdengar memanggil namaku, aku membuka pintu. benar saja itu adalah kakekku sambil mengendong seekor kucing ? ia tidak begitu kecil atau pun besar ia masih remaja.

"Aria... kakek nemu kucing ini hampir kegiles mobil tadi... kamu rawat yah.."

"loh... kek... kakek tahu kan Aria gak suka sama hewan apalagi kucing"
"kasihan kucing ini. kelihatannya juga jinak dia gak takut sama orang, nanti kalau di ambil orang yang tidak benar gimana loh.."

aku hanya dapat menghela nafas "ya udah mana sini..."

aku menerima kucing itu ke dalam tanganku mengendongnya. namun saat ia sudah ada di tanganku ia malah menggigit gigit tanganku dan memeluk tanganku sambil mencakarnya.

"adu-aduh... jinak dari mananya kek... a-aw, ini ambil lagi"

namun kakekku malah tertawa "hahaha... kayanya dia suka sama kamu... baguslah"

"Suka dari mana kek..."

aku sama sekali tidak paham mengapa makhluk ini menggigit dan mencakarku, maksudku apa alasannya ? kakek bilang dia suka kepadaku ? memangnya menyakiti seseorang adalah cara yang tepat untuk menunjukkan kasih sayang. tidak lama itu kakek pergi dan aku sendiri lagi di rumah... bersama kucing baruku... apa aku harus memberikannya nama ?.

kucung itu mulai menjelajah rumah kecilku. tidak ada banyak hall di rumahku hanya ada dapur, ruang tamu, dan kamar tempat aku tidur. kucing itu kemudian lompat ke meja makan, aku telat bereaksi dan ia mengambil lauk berupa ikan.

"aduh... aku lupa punya ikan di sini"

Kucing itu makan dengan lahap, kelihatannya ia kelaparan, tidak heran aku saja bingung bagaimana kucing liar bertahan hidup. bagaimana mereka berburu, aku yakin 80% keberhasilan mereka karena manusia. namun tetap saja mereka ada di mana mana bahkan di area yang sedikit sumber makanan.

kucing itu selesai makan dan langsung lompat ke keranjang cucian dan tidur. dasar tidak tahu terima kasih, sudah mencuri dan aku biarkan dia langsung tidur tanpa rasa berterima kasih. yaaah... namanya juga hewan sih, tetap saja mengapa orang orang memelihara hewan peliharaan jika hanya ini yang mereka lakukan.

pada malam hari aku sedang tertidur pulas tiba tiba saja aku merasakan sesuatu di kakiku, aku langsung bangun walau setengah tertidur, tiba tiba saja aku merasakan sakit di kakiku, aku langsung menendang tendang apa pun itu lalu suara kucing terdengar aku langsung bangun dan melihat kucing itu berada di dekat kakiku.

"ngapain sih... ga jelas banget" gumamku sambil mengantuk.

aku berusaha tidur kembali namun kucing itu kembali menggigit kakiku sambil memeluknya dan mencakar. ia bahkan menendang tendang kakiku dengan kaki belakangnya yang memiliki cakar. tidak begitu sakit namun mengganggu aku rasa ia menahan tenaga gigitannya namun tetap sama apa sebenarnya yang ingin ia inginkan, aku sudah memberinya makan, minum, tempat untuk tidur dan kebebasan...  hadeh..

aku pun memaksakan untuk tidur. pagi harinya kucing itu tidur di keranjang cucianku, aku tidak tahan lagi aku menelepon temanku yang punya peliharaan kucing, ia bukan ahlinya namun dia punya pengalaman.

"Halo..."

"Halo Andri kamu punya kucing kan ?"

"Iya-iya aku punya lima memang kenapa ?"

"Jadi gini nih... kemaren kakekku bawa kucing terus suruh aku merawatnya... ini dari kemarin menggigiti aku terus itu kenapa yah ?" 

"sudah di kasih makan dan minum?"

"yah sudah.."

"hm... sering di ajak main tidak ?"

"ajak main ?"

"nah ! itu kucing memang suka main apalagi yang masih kecil. kaya bayi saja mereka itu penasaran"

"dia menggigitku..."

"yah namanya juga kucing maklumin saja"

"tapi kan -"

tiba tiba saja ada suara kaca pecah dari dapur, dengan cepat aku menuju ke sana dan melihat kucing itu ada di atas meja dengan pecahan beling di lantai. sepertinya dia mendorong hingga jatuh.

"Ada apa Aria"

"kucing itu baru saja memecahkan gelasku"

"ooh... makannya jangan naruh gelas sembarangan"

"Lah... kenapa ini jadi salahku ? bukannya kucing itu yang memecahkan gelasku"

"yah masa nyalahin hewan bre..."

aku melihat kembali ke arah kucing itu, aku menatap matanya. lihatlah dia lihat mata itu niat jahat yang murni. tidak mungkin ia melakukan ini secara tidak sengaja.

"ya sudah langsung saja yah... kamu bisa gak ambil kucing ini ?"

"maaf gak bisa gak, boleh nambah kucing lagi kata ibuku"

"aduh gimana dong... aku sendiri tidak punya rencana dengan kucing ini... buang aja kali yah ?"

"eh ! jangan ! kasihan masih kecil... gini deh aku ada mainan kucing yang gak kepake mau gak"

aku berpikir sebenar apakah itu benar benar bisa membuatnya diam ?

"ya udah aku nyamper nanti siang"

singkat cerita aku pulang dari rumah temanku membawa beberapa mainan kucing.

yang pertama aku keluarkan adalah  tongkat kucing, aku mengayunkannya dengan penuh tenaga. temaku bikang untuk mengatunkannya nanti kucing itu akan mengejar ujung tongkatnya. namun aku di abaikan... tidak ia kabur... apa aku mengayunkannya terlalu keras ?.

aku mulai mengayunkannya dengan pelan pelan. itu berhasil aku mendapat perhatiannya. ia mengendap endap layaknya predator. lucu padahal aku dapat melihatnya dengan jelas, bagaimana hewan ini bisa bertahan hidup sampai sekarang dan tidak punah. ia lompat ke bulu yang ada di ujung tongkatku dan berusaha menggenggamnya dengan kedua kaki depannya, namun ia jatuh ke belakang, dia langsung lari bersembunyi di balik tirai jendela. heh.... aku tertawa kecil melihat reaksi makhluk kecil ini.

kemudian hari demi hari minggu demi minggu dia hidup di rumahku. sampai sekarang aku belum memberikannya nama. ia tumbuh sehat dan selalu aku ajak main setiap aku pulang sekolah. pada saat study tour aku menitipkan dia kepada kakekku. sepanjang perjalanan aku memikirkannya, aku tahu dia ada di tangan yang baik hanya saja aku merasa khawatir... kakek sudah tua dan ceroboh, bagaimana jika... ah... tidak tidak aku tidak ingin memikirkannya.

pada saat itu temanku merekomendasikan untuk melakukan prosedur Sterilisasi kepada kucingku. aku melakukan sedikit searching banyak manfaat yang bisa di dapat dari Sterilisasi kucing. aku pun menuju rumah sakit hewan bersama temanku, itu cukup jauh. dokter bilang ini hanya akan memakan waktu 30 menit jadi aku menunggu. aku sering melihat kucing menjadi agresif saat ada di  check kesehatan, namun kucingku relatif santai.

aku menunggu dan menunggu akhirnya aku operasinya selesai dan aku boleh melihat kucingku, ia terkapar di atas kasur kecil tubuhnya melebar terbalik dan lidahnya menjulur keluar. namun dokter menghampiriku dan memberikan berita buruk yang membuat jantungku jatuh, kucing ku punya reaksi yang buruk kepada obat bius dan harus menghabiskan semalam di rumah sakit hewan.

aku pulang sambil di bonceng temanku, perasaan resah yang aku tidak pikir akan rasakan kepada seekor hewan. sesuatu yang bukan manusia apakah ini empati manusia kepada makhluk hidup lain ? atau  keterikatan yang tumbuh seiring waktu ? itu tidak penting lagi aku hanya ingin dia selamat dan sehat. tidak mungkin dia akan mati kan ? jika ia mati aku akan sangat marah maksudku dia hidup dan makan dari uangku dan dia akan meninggal kan aku begitu saja ? namun jauh di dalam hatiku aku tahu aku akan menangis.

keesokan harinya aku langsung berangkat pagi pagi buta ke rumah sakit hewan itu, aku datang kepagian. rumah sakit itu bahkan belum buka. aku duduk menunggu dengan cemas. cukup lama menunggu aku di persilakan masuk dan melihat kucingku aman dan sehat. aku langsung membawanya pulang.

Kalian semua tahu, aku dulu bertanya-tanya apa yang orang lihat dari hewan kecil ini. Kenapa memelihara hewan karena mereka kotor, rumit, dan membawa banyak kekacauan dalam hidupmu. Tapi sekarang aku rasa aku sudah mengerti. Karena makhluk kecil di depanku ini, makhluk yang bahkan tidak punya tujuan, tidak memiliki fungsi atau berguna, bahkan dia bukan sebuah seni, ia hanya ada dan hidup.

ada jutaan kucing seperti milikku di seluruh dunia dan tidak satu pun dari mereka telah melakukan sesuatu yang penting. tetapi kamu tahu ? mungkin kucing seperti milikku adalah bagian dari kehidupan mungkin kamu tidak perlu melakukan sesuatu yang khusus untuk layak dicintai. mungkin hidup dan menyentuh kehidupan orang lain membuatmu dicintai oleh orang lain. sama seperti kucingku dan banyak lainnya di luar sana. dan sekarang kucingku bernama Tobi akan aku rawat hingga ia tua dan mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun