Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Perjalanan Mimpi yang Dalam (1)

16 November 2023   08:47 Diperbarui: 16 November 2023   09:24 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Aku pun keluar dengan kecewa, menghela nafas karena gagal menemukan orang lain di tanah mati ini, sampai aku melihat ke langit dan melihat beberapa makluk layaknya burung berterbangan di langit, aku langsung masuk kembali bersembunyi di reruntuhan.

Tidak aku tidak takut namun aku tahu burung sebesar itu tidak mungkin herbifora, rasanya aneh aku berusaha takut kepada burung burung raksasa itu tetapi rasa takut itu tidak ada seakan insting bertahan hidupku hilang di temoat ini.

Aku melihat mereka lebih seksama, mereka punya empat sayap dan masing masing sepasang sayap berkepang dengan mumentum yang berbeda, kepala mereka besar dengan 80% dari kepala mereka adalah paruh lancip ke bawah yang tajam, yah melihat dari bentuk paruhnya kelihatanya burung burung itu adalah karnifora... sebenarnya aku ini di mana ?.

Mereka pergi secepat mereka datang, kecepatan terbang burung burung itu luar biasa ceapat. Layaknya pesawat... tidak... layaknya jet terbang yang memotong barrier suara. Aku keluar begiru mereka pergi dan mulai berjalan kembali di gurun yang entah seberapa luasnya ini.

Hal lain yang aku sadari adalah matahari yang menyinari ini tidak memberikan panas, aku merasa baik baik saja selama ini, seharusnya aku ke hausan atau berkeringat deras. Tetapi aku merasa baik baik saja, layaknya lampu di sebuah atap ruangan.

Aku juga tidak merasa lelah aku tahu diriku dengan baik dan aku tahu aku seharusnya tidak bisa berjalan sejauh ini tanpa berkeringat ataupun sakit kaki tetapi sekali lagi aku merasa baik baik saja. Lalu aku bertemu dengan seorang figure, aku langsung saja berlari mendekat akhirnya aku menemukan seseorang "hey !" Teriak ku sambil mendekat.

Namun ketika aku sudah cukup dekat pria itu melihat ke arahku... dan tempat untuk kedua matanya itu datar... ia tidak punya mata dan aku langsung saja mundur, sekarang rasa takut mulai aku rasakan aku benar benar merasakan ancaman darinya.

Kemudian pria itu meleleh menjadi gumpalan lendir hitam yang memiliki mata, mulut dan gigi di sekujur tubuhnya, dia mulai merangkak ke arahku, aku langsung saja berlari ketika pria itu mulai meleleh. Dengan mata, mulut, dan organ lainnya yang terus berubah dan menggelegak makluk itu mengejarku.

Aku berlari dengan nyawaku menjadi taruhanya di gurun yang luas dan besar ini aku tidak tahu harus lari ke mana. Aku lalu merasakan sesuatu yang berlendir menyentuh kakiku, lalu menariknya aku terjatuh ke pasir dengan keras dan mulai di seret oleh makluk itu.

Aku berusaha melawan namun pegangan makluk itu sangatlah kuat dan aku dapat mendengar dan merasakan sakitnya kaki ku di remuk oleh peganganya. itu sangat menyakitkan aku berteriak sambil berusaha untuk lepas aku bahkan melempar beberapa gengam pasir ke tubuh makluk itu tetapi itu tetap menarik ku ke arahnya.

Aku sudah pasrah, ini bukan mimpi ini menyakitkan dan menakutkan. Apa aku akan mati di sini ? Di anta brantah ini ? Oleh makluk ini ? Namun secara tiba tiba makluk itu bergemetar hebat dan melepas kakiku yang sudah ungu dan berdarah darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun