Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Malam Merah

9 November 2023   12:04 Diperbarui: 9 November 2023   12:20 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dengan cepat mengenakan masker gas ku dan mengkontak Sarah, tidak ada respon, sudahlah aku akan datang ke sana sendiri, dengan cepat aku mengambil sebuah kapak, entah mengaoa aku memilikinya tapi jika ada sesuatu di luar sana yang memburu Faris pasti ada juga yang akan memburuku, sebaiknya aku mempersenjatai diriku.

Aku mengenakan jaket tebal dan membawa tas berisi obat dan makanan hanya untuk jaga jaga, aku pun membuka pintu rumahku, angin kencang langsung menambark ku, kencang sekali, gumam ku sambil berjalan sambil melihat sekitar ke arah rumah sarah, aku mengetuk rumahnya "Sarah ! Ini aku Arya tolong buka pintunya !" Tidak ada tespon aku mulai merasa tidak enak sampai angin kencang mendorong pintu Sarah terbuka... itu tidak terkunci... tidak... pintunya terkunci namun sepeetinya di dobrak oleh sesuatu.

Aku masuk perlahan lalu menuju kamar Sarah di lantai dua namun aku mendengar suara.. suara apa itu ? Namun saat aku menyadari dari mana suara itu berasal aku langsung tahu suara apa itu... itu adalah suara tulany yang di kunya daging yang di remas dan darah yang menetes, sebuah monster... monster itu tidak punya mata... merangkak dengan 6 kakinya mulutnya memiliki 4 rahang, penampilanya seperti rakun tanpa kukit dengan warna merah daging di rubuhnya, baunya juga busuk.

Dan di bawahnya terkapar Sarah... mati... di makan... aku diam tidak bergerak seakan kakiku membeku, kelihatanya makluk itu buta, semua instingku mengatakan untuk bertarung, lari atau pasrah. Sementara itu angin dari luar masuk menjatuhkan sebuah gelas dan membuat suara bising, makluk itu berhenti makan dan mulai merangkak menuju diriku yang beku.

Kelihatanya makluk itu masih tidak yakin apakah itu suara makluk hidup atau benda mati, namun amu melihat kesempatan, aku mengangkat kapaku tinggi tinggi dan siap mengayunkanya ke kepala makluk itu.

Itu semakin dekat...

Semakin dekat...

Dan aku berteriak dan mengayunkan kapaku ke kepalanya Sekuat tenagaku *Kraak* suara tulang dan daging terpotong dengan kasar, kapaku masih mrnancap di kepalanya dan aku berusaha mrnariknya, makluk itu kehilangan kemamouan motoriknya karena aku menancapkan kapaku tepat di otaknya, makluk itu mengeliat dan bergerak tidak karuan, namun makluk itu tidak mengeluarkan suara melainkan suara nafas berat yang berulang ulang, sampa itu berhenti bergerak.

Aku berhasil menarik kapaku dan mengayunkanya lagi, lagi dan lagi... sampai aku menghancurkan kepalanya secara keseluruhan, itu mati, aku menghela nafas dan duduk lemas, adrenalin benar benar terpompa ke seluruh tubuhku, aku kemudian berdiri dan mengecek tubuh Sarah... dia mati... tubuhnya acak acakan, organya di mana mana, aku nyaris muntah melihat itu... sayang sekali... dia itu orang yang baik dan sangat perhatian kepada semua orang... sulit menerima ini caranya mati... air mata menetes di dalam topeng gas ku.

Namun aku menlanjutkan perjalanan ku menuju camp militer, aku pergi krluar dan mulai berjalan lamban dan hati hati sambil melihat ke sekitar ku aku melihat sosok humanoid di dalam kabut spora merah... namun bukan manusia... wajahnya terdiri dari mukut beegerigi dan hanya itu saja, telinga mereka besar layaknya seekor gajah, aku bersumpah jika mereka bisa mengepakan telingany mereka dapat terbang.

Aku diam sebentar lalu mulai berjalan, namun saat aku mengambil langkah ku makulu itu mendengar ku dan mula berjalan perlahan ke arahku "bagaimana makluk itu bisa mendengar ku ? Akun bahkan tidak bida mendengar suara langkah kaki ku sendiri ?, seperti sebelumnya aku bersiap untuk memukul kepalanya dengan kapaku aku siap untuknya dan dia tidao siap untuk ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun