Aku belum sempat lagi mengaduk kopi
dari air hujan yang sering kita tunggu
bara api masih menyala di tungku
pena biru kita saling mengadu
coretan sajakmu penuhi buku kalbu
Tidak lagi kita sempat amati senja
dari tugu
hah, waktu kadang mengesalkan
puisi masih dikejar oleh rindu
apa benar kini kau sudah menyatu
tanpa lagi ada gelisah dagu nan meragu
Kita belum sempat lagi mengaduk cahaya purnama
tepat di hari kliwonan
namun kau sudah menenun rajutan cahyanya
sepanjang jogja hingga madura
kukembarakan kau punya legenda
sajakmu, ransel biru serta kembaranya
kupuisikan dari telinga hingga rasuk hati
para generasi muda, juga petuak tua
Aku masih belum sempat berjabat diksi denganmu
terakhir dan itulah kenangan yang hingga kini hidup
poto tak perlu katamu:
cukup dadaku sebagai buku yang terus kau tulis ucapmu
sapardi, kini kau pasti akan bertemu dengannya
lelaki biru yang ragu akan petisi cinta
bermesralah kalian di nirwana
pasti kita akan bertemu lewat susastra
tanpa kata, tanpa bahasa, hanya saty yaitu cinta
( Untukmu: Bung JOKPIN )
CINTA CINTA CINTA
BUMI CINTA
April - 2024