Aku belum sempat lagi mengaduk kopi
dari air hujan yang sering kita tunggu
bara api masih menyala di tungku
pena biru kita saling mengadu
coretan sajakmu penuhi buku kalbu
Tidak lagi kita sempat amati senja
dari tugu
hah, waktu kadang mengesalkan
puisi masih dikejar oleh rindu
apa benar kini kau sudah menyatu
tanpa lagi ada gelisah dagu nan meragu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!