Mohon tunggu...
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈 Mohon Tunggu... Seniman - 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐀𝐇 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐀𝐈𝐑 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Abadi

30 April 2024   20:13 Diperbarui: 30 April 2024   20:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku belum sempat lagi mengaduk kopi

dari air hujan yang sering kita tunggu

bara api masih menyala di tungku

pena biru kita saling mengadu

coretan sajakmu penuhi buku kalbu

Tidak lagi kita sempat amati senja

dari tugu

hah, waktu kadang mengesalkan

puisi masih dikejar oleh rindu

apa benar kini kau sudah menyatu

tanpa lagi ada gelisah dagu nan meragu

Kita belum sempat lagi mengaduk cahaya purnama

tepat di hari kliwonan

namun kau sudah menenun rajutan cahyanya

sepanjang jogja hingga madura

kukembarakan kau punya legenda

sajakmu, ransel biru serta kembaranya

kupuisikan dari telinga hingga rasuk hati

para generasi muda, juga petuak tua

Aku masih belum sempat berjabat diksi denganmu

terakhir dan itulah kenangan yang hingga kini hidup

poto tak perlu katamu:

cukup dadaku sebagai buku yang terus kau tulis ucapmu

sapardi, kini kau pasti akan bertemu dengannya

lelaki biru yang ragu akan petisi cinta

bermesralah kalian di nirwana

pasti kita akan bertemu lewat susastra 

tanpa kata, tanpa bahasa, hanya saty yaitu cinta

( Untukmu: Bung JOKPIN )

CINTA CINTA CINTA

BUMI CINTA

April - 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun