Kita penginnya hidup ini naik terus setiap harinya. Pengin ada progres maju di setiap detiknya. Tapi ya, bukan hidup namanya jika lurus-lurus saja. Terkadang kita harus belok di persimpangan, naik tanjakan curam, atau malah sesekali perlu untuk berhenti.
Pun juga dengan kilas balik perjalanan saya di Kompasiana selama 2024. Ada yang meningkat, menurun, dan ada juga yang setia alias betah di posisi yang sama.
Membaca beberapa tulisan kilas balik kompasianer, rasanya hati ikut berbahagia. Ada yang meraih kompasianer terpopuler dua tahun berturut-turut, ada juga yang mengalami kenaikan peringkat secara drastis.
Bahkan, saya cukup terperangah ketika melihat peringkat 1 kompasianer terproduktif yang berhasil menelurkan 2.156 artikel dalam 11 bulan. Artinya dalam sehari bisa memublikasikan 6-7 artikel. Minum obat saja 3 kali sehari. Sebuah energi dan daya juang yang luar biasa.
Saya pun tertarik untuk mengecek rangkuman perjalanan saya sendiri sepanjang 2024. Dan ternyata nyaris tidak ada perubahan.
Saya masih betah nangkring di peringkat>100. Entah itu peringkat 101, peringkat 1.001, atau mungkin malah peringkat ke-5 juta, mengingat ada lebih dari 5 juta akun kompasianer yang aktif sampai saat ini.
Tapi meski begitu, alhamdulillah jumlah konten yang saya hasilkan meningkat. Dari 63 konten pada 2023 menjadi 74 konten pada 2024. Persentasenya naik 17,46% melebihi kenaikan PPN.
Dari 74 konten yang dihasilkan, 30 artikel di antaranya terpilih oleh admin yang baik hati dan rajin menabung sebagai konten headline. Ini juga merupakan peningkatan dari tahun lalu yang menelurkan 17 headline dari 63 konten.Â
Secara persentase konten headline terhadap keseluruhan artikel yang dibuat, ada kenaikan dari 26,98% menjadi 40,54%.
Yang tidak saya ekspektasikan adalah jumlah keterbacaan. Jika kenaikan jumlah konten hanya 17,46%, secara logika linear kenaikan jumlah keterbacaan pun harusnya mirip-mirip angkanya.
Tapi ternyata, 74 konten sepanjang 2024 menghasilkan 121.143 keterbacaan. Sangat jauh meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya peroleh 75.803 keterbacaan dari 63 konten.
Tembus seratus ribu keterbacaan ini, tiada lain dan tiada bukan ditopang oleh satu artikel yang berhasil mendapat views di atas 50 ribu. Sekaligus menjadi konten saya yang paling hits sepanjang 2024. Dan juga nangkring di posisi 4 Artikel Headline Terpopuler. Wow!
Artikel tersebut bercerita tentang analisis saya soal penyebab orang-orang tidak lagi pergi ke karaoke. Artikel tersebut saya buat sebagai bentuk tanggapan atas video pedangdut Inul Daratista yang merasa kenaikan pajak hiburan di awal tahun akan berpengaruh pada bisnis karaoke miliknya.
Ok! Jangan tanya ya bagaimana tip mendapat puluhan ribu views, karena saya sendiri juga nggak tahu, hehe. Â
Soal kategori saya masih setia dengan LYFE. Tapi soal artikel yang paling disukai ada pergeseran.Â
Jika di tahun 2023, artikel yang paling disukai adalah ulasan film yang mana merupakan bagian dari LYFE, tahun ini artikel politik menjadi konten yang paling disukai dengan mengumpulkan 44 rating.
Walau bertema politik, sebetulnya masih ada kaitannya juga dengan dunia hiburan.Â
Saya menulis soal fenomena calon DPD Jawa Barat, Komeng, yang meraih jutaan suara. Lalu saya kaitkan dengan foto Komeng di surat suara, popularitas dan keunikan dia sebagai selebritas, hingga soal proses background checking yang jarang dilakukan pemilih.
Selain yang meningkat ada juga yang menurun.Â
Tahun 2024 saya gagal menyelesaikan tantangan Samber THR yang pada 2023 sudah saya taklukkan dengan cukup baik. Â Saya gagal ketika tantangan Samber THR meminta membuat video soal pasar Ramadan.Â
Di sekitar tempat tinggal saya, sama sekali nggak ada pasar Ramadan yang ramai-ramai menjual berbagai makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Saya pun segera mencari informasi lokasi pasar Ramadan terdekat yang bisa saya kunjungi. Lokasi yang saya dapat ternyata cukup jauh alias harus melipir ke perbatasan kota-kabupaten. Ditambah kondisi cuaca yang sedang turun hujan dengan begitu derasnya.
Akhirnya saya tidak jadi berangkat. Dan karena batal menyelesaikan tantangan hari itu, saya jadi malas untuk mengerjakan tantangan berikutnya. Alhasil, saya relakan Samber THR menjadi satu hal yang tidak bisa saya pertahankan konsistensinya.
Tapi tak apa. Itulah dinamika hidup. Terkadang kita memang perlu untuk memilih dan memilah mana yang harus diperjuangkan dan mana yang harus direlakan. Tapi ini bukan tentang Samber THR #eh...
Last but not least, yang satu ini perlu juga untuk dicatat sebagai bagian dari perjalanan ber-kompasiana saya di 2024.
Pertama kalinya saya menyempatkan hadir di Kompasianival. Sekadar ingin merasakan bagaimana euforia ber-kompasiana di dunia nyata. Alasan utama karena pembicaranya berhubungan dengan dunia hiburan yakni Wregas Bhanuteja (sutradara film Budi Pekerti) dan Ratih Kumala (penulis novel Gadis Kretek).
Kedua pemaparan mereka saya tuliskan dalam artikel terpisah, tentunya selain kesan pertama mendatangi Kompasianival yang juga saya tuliskan. Jadi, dari Kompasianival 2024 ada 3 artikel yang saya tulis. Silakan mampir ke profil dan scroll untuk membacanya ya.
Menutup tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kompasianer yang memberikan dukungan pada saya sebagai nomine "Best in Specific Interest" di Kompasiana Awards 2024. Meski belum beruntung nama saya dipanggil MC, tapi masuk ke dalam jajaran nomine sudah merupakan progres yang cukup membahagiakan.
Tetaplah menulis dan nikmati saja prosesnya. Tak apa ketinggalan kereta (orang lain), karena setiap kita melaju dengan lajur masing-masing, tak harus dengan gerbong yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H