Tahun 2024 saya gagal menyelesaikan tantangan Samber THR yang pada 2023 sudah saya taklukkan dengan cukup baik. Â Saya gagal ketika tantangan Samber THR meminta membuat video soal pasar Ramadan.Â
Di sekitar tempat tinggal saya, sama sekali nggak ada pasar Ramadan yang ramai-ramai menjual berbagai makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Saya pun segera mencari informasi lokasi pasar Ramadan terdekat yang bisa saya kunjungi. Lokasi yang saya dapat ternyata cukup jauh alias harus melipir ke perbatasan kota-kabupaten. Ditambah kondisi cuaca yang sedang turun hujan dengan begitu derasnya.
Akhirnya saya tidak jadi berangkat. Dan karena batal menyelesaikan tantangan hari itu, saya jadi malas untuk mengerjakan tantangan berikutnya. Alhasil, saya relakan Samber THR menjadi satu hal yang tidak bisa saya pertahankan konsistensinya.
Tapi tak apa. Itulah dinamika hidup. Terkadang kita memang perlu untuk memilih dan memilah mana yang harus diperjuangkan dan mana yang harus direlakan. Tapi ini bukan tentang Samber THR #eh...
Last but not least, yang satu ini perlu juga untuk dicatat sebagai bagian dari perjalanan ber-kompasiana saya di 2024.
Pertama kalinya saya menyempatkan hadir di Kompasianival. Sekadar ingin merasakan bagaimana euforia ber-kompasiana di dunia nyata. Alasan utama karena pembicaranya berhubungan dengan dunia hiburan yakni Wregas Bhanuteja (sutradara film Budi Pekerti) dan Ratih Kumala (penulis novel Gadis Kretek).
Kedua pemaparan mereka saya tuliskan dalam artikel terpisah, tentunya selain kesan pertama mendatangi Kompasianival yang juga saya tuliskan. Jadi, dari Kompasianival 2024 ada 3 artikel yang saya tulis. Silakan mampir ke profil dan scroll untuk membacanya ya.
Menutup tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kompasianer yang memberikan dukungan pada saya sebagai nomine "Best in Specific Interest" di Kompasiana Awards 2024. Meski belum beruntung nama saya dipanggil MC, tapi masuk ke dalam jajaran nomine sudah merupakan progres yang cukup membahagiakan.
Tetaplah menulis dan nikmati saja prosesnya. Tak apa ketinggalan kereta (orang lain), karena setiap kita melaju dengan lajur masing-masing, tak harus dengan gerbong yang sama.