Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film yang Lucu dan Haru, Nggak Sekadar "Modal Nekad"

20 Desember 2024   10:23 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter Jamal, diperankan Tarra Budiman yang menjadi sentral Modal Nekad (doc. Starvision)

"Gue cape ngalah terus, gue pengin menang kali ini" - Jamal (Modal Nekad)

Nggak bisa bohong, mata saya berkaca-kaca ketika Jamal (Tarra Budiman) melontarkan dialog tersebut di satu adegan dalam film terbaru Starvision, Modal Nekad.

Sebagai anak tengah saya bisa relate dengan kehidupan Jamal yang seringkali dianggap nggak berguna, nggak sehebat kakaknya. Diperparah dengan sikap adiknya yang ngelunjak dan nggak sopan kepada dirinya.

Posisi anak tengah terkadang terjepit oleh situasi, apalagi ketika kedua orangtua sudah tiada. Masih merindukan kasih sayang orangtua dan kakak, tetapi juga harus menjadi contoh dan panutan bagi sang adik. Sulit untuk bisa jujur dan mengekspresikan perasaan yang sebenar-benarnya.

Makanya, Jamal tidak akur dengan kedua saudaranya dan memilih hidup begajulan di jalanan.

Mendadak akur gara-gara kepepet duit

Saipul (Gading Marten) adalah kakak pertama. Ia punya kesulitan keuangan karena harus membiayai sekolah putrinya. Sebagai seorang ayah yang berstatus duda, ia harus bisa membuktikan bahwa ia adalah ayah yang baik dan bertanggungjawab.

Di sisi lain, ia pun harus bertanggungjawab pada si bungsu, Marwan (Fatih Unru), yang harus selesai kuliahnya sebagaimana amanat orangtua mereka. 

Belum selesai memikirkan persoalan biaya kuliah Marwan, mereka dihadapkan kenyataan pada utang rumah sakit perawatan bapaknya yang mencapai puluhan juta rupiah.

Atas inisiasi Jamal, akhirnya dengan modal nekat mereka sepakat mencuri televisi mahal di sebuah rumah kosong. Gara-gara kepepet duit, tiga bersaudara ini akur kembali dan bekerja sama demi melunasi utang keluarganya.

Pola-pola pencurian dalam setting yang terbatas, dan dilatarbelakangi oleh motif ekonomi, mungkin bukan hal yang asing di ranah perfilman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun