Kehidupan Bu Prani sehari-hari di sekolah dan di rumah, menjadi penggambaran awal Budi Pekerti. Sesederhana Bu Prani membelikan obat untuk suaminya, atau gimana jurus 'refleksi' Bu Prani ketika menangani permasalahan anak didiknya, menjadi sesuatu yang membuat penonton peduli pada karakter Bu Prani.
Dan apa yang dilakukan Wregas bisa dibilang berhasil. Alhasil, saat Bu Prani ditimpa masalah, yang Wregas bilang sebagai 'ketergangguan', saya bisa turut serta peduli sampai filmnya berakhir dan mencapai tujuan.
Meskipun boleh dibilang tidak happy ending, tapi Budi Pekerti berhasil menegaskan refleksinya bahwasanya fitnah memang lebih kejam daripada pembunuhan. Terkadang diam adalah solusi terbaik.
Wregas bercerita lewat kamera
Kesimpulan ending yang saya ambil, tidak serta merta bisa saya simpulkan demikian, tanpa membaca pendekatan teknis yang dihadirkan.
Adapun soal teknis di bagian ending, Wregas memilih menunjukkan adegan Bu Prani diantar oleh anak didiknya dengan framing kamera secara wide shot. Dalam satu shot terlihat jalan raya, lalu lalang kendaraan, hingga hujan yang mengguyur.
Maka saya membacanya, meskipun Bu Prani terkesan 'kalah', tapi dengan ia diantar anak didiknya dari sekolah menuju rumah, sesungguhnya ia telah berhasil menanamkan budi pekerti pada anak didiknya untuk tetap menghormati para pengajar yang telah berdedikasi untuk kemajuan pembelajaran mereka.
"Agar ekspresi cemas Bu Prani terekam dengan baik, adegan Bu Prani saat antre kue Putu saya pakai handled camera alias kamera yang di tangan. Jadinya terasa ada gerakan kamera sedikit bergoyang untuk menunjukkan kecemasan Bu Prani."
Secara garis besar ada 3 hal yang perlu dipahami soal kamera yakni angle, shot, dan pergerakan.
Angle adalah posisi di mana kamera ditempatkan, shot adalah framing atau bingkai gambar yang akan diambil, sementara pergerakan adalah bagaimana cara shot itu diambil.
Semisal ketika Wregas ingin menyampaikan ekspresi kecemasan Bu Prani saat mengantre kue putu, ia memposisikan angle kamera di depan Bu Prani, mengambil medium shot yang hanya menampakkan setengah tubuh atas karakter (dari pinggang hingga kepala), dan diambil dengan kamera di tangan.