Dalam kesempatan cerita ini, dan kalau melihat filmografi Hanung sebelum ini, sutradara kondang ini seringkali memanfaatkannya untuk kritik pemerintahan, politik, dan juga fenomena sosial budaya. Dan kesempatan baik ini digunakan Hanung untuk melakukan hal tersebut.
Doa Mengancam menyimpan satu karakter sebagai perwujudan hal tersebut. Penonton akan disuguhkan satu karakter kunci yakni seorang pejabat publik yang terkenal baik dan dermawan, tapi sesungguhnya kebaikan tersebut hanya untuk menutupi kejahatan bisnis-bisnis gelapnya.
Sisi dark comedy Hanung terhadap politik juga ia tunjukkan dengan kemunculan 'Puan Maharani' di satu adegan yang betul-betul bakal bikin penonton punya tafsiran sendiri atas adegan tersebut. Belum lagi nama dua karakter petugas laundry karpet yang ia ambil dari nama menteri yang masih menjabat saat ini. Penasaran?
Memang tak melupakan Madrim sepenuhnya
Plot yang penuh intrik politik ini terkadang menempatkan Madrim hanya sebagai jasa penerawang. Posisinya sebagai pemeran utama dalam series ini menjadi terabaikan. Seakan Doa Mengancam berubah haluan menjadi suguhan laga superhero.
Beruntung, Doa Mengancam tidak menghilangkan karakter sahabat Madrim yang kali ini bernama Somad (diperankan Bisma Karisma).
Madrim dan Somad bersahabat sejak kecil dan sama-sama hidup di pesantren. Mereka saling memiliki satu sama lain. Karakter Somad bisa dibilang lebih relijius dibanding Madrim. Karakternya akan menjadi alarm ketika Madrim sudah melenceng dari ajaran agama yang mereka pelajari sewaktu di pesantren.
But, kita semua tahu bahwa Allah hanya akan memberikan hidayah pada siapa yang Ia kehendaki. Meski Somad tidak pernah lelah menjadi pendamping bagi Madrim, kehadirannya tidak terlalu berpengaruh terhadap pemikiran dan keyakinan Madrim akan kuasa dan takdir Tuhan.
Madrim tetap menginginkan Ima.
Mengikhlaskan takdir Tuhan
Kita tak perlu mencintai sesuatu berlebihan, karena boleh jadi itu tak baik untukmu. Begitu juga sebaliknya. Kita tak boleh membenci sesuatu berlebihan, karena boleh jadi itu malah baik untukmu.
Kita tidak pernah tahu, rencana dan maksud Tuhan atas apa yang ditimpakan kepada makhluknya.
Madrim yang sangat terbuka matanya untuk melihat orang lain, nyatanya hatinya tetap tertutup untuk melihat kasih sayang Allah kepadanya.