Terkait pola-pola horor slowburn, bukan hanya Pamali saja yang pernah menggunakannya. Kafir: Bersekutu dengan Setan (2018), film horor yang juga dibintangi Putri Ayudya ini menggunakan pola serupa.
Tapi sayangnya, intensitas Pamali dalam membangun klimaks film nggak seberhasil Kafir: Bersekutu dengan Setan.
Ketika misteri sedikit demi sedikit mulai terkuak dan kedua karakter utama sudah mulai percaya bahwa ada makhluk lain yang meneror, intensitas ketegangan Pamali sama sekali nggak meningkat.
Saya agak terheran-heran, bagaimana bisa setelah karakter melalui peristiwa yang di luar nalar, mereka masih bisa santai dan bobo cantik. Padahal dengan latar waktu yang se(dua)malam saja, Pamali bisa memaksimalkan bagian akhir film dengan suguhan yang lebih seru.
Beberapa film yang menggunakan latar satu malam seperti Rumah Dara, bisa dengan sangat baik mengakhiri filmnya secara intens. Meskipun paruh awalnya yang digunakan untuk pengenalan karakter, sama-sama diceritakan secara lambat.
Perihal adaptasi video games ke layar lebar
film Indonesia kedua yang diadaptasi dari video games setelah DreadOut. Praktis memang masih agak sulit mencari bahan bandingan ketika kita bicara film Indonesia yang diadaptasi dari video games.
Pamali adalahTapi untungnya, DreadOut dan Pamali ini punya banyak kesamaan. Kedua games ini berasal dari Bandung dan juga sama-sama menggunakan latar Sunda.
Dalam hal penerjemahan latar Sunda ke dalam film, Pamali tampil jauh 'lebih Sunda' daripada DreadOut dan film horor lain yang berlatar Sunda.
Ketika Jailangkung: Sandekala dan DreadOut lebih senang mengindetikkan Sunda dengan umpatan 'Anying...Anying...', atau Ivanna yang meski berlatar Sunda tapi berdialog 'lo-gue', Pamali membawa logat Sunda lebih natural sebagaimana percakapan umum yang biasa dituturkan masyarakat Sunda.
Meski nggak seratus persen menggunakan bahasa Sunda (dan malah lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia berlogat Sunda), tapi aksen dan logat Sundanya tidak pernah merasa dipaksakan.
Sementara dari sisi alih wahana video games ke layar lebar, saya lebih menyukai pendekatan yang dilakukan DreadOut.