Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Jadikan Ngabuburit Kamu Lebih Bermanfaat dengan 5 Aktivitas Ini

15 April 2022   17:02 Diperbarui: 15 April 2022   17:07 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkomunikasi di masa kini/canva.com

Ngabuburit berasal dari kata 'burit' dalam bahasa Sunda yang artinya sore. Jadi ngabuburit bisa diartikan kegiatan menunggu sore hari tiba. Namun belakangan, ngabuburit lebih dikenal sebagai kegiatan menunggu azan magrib di bulan Ramadan. Kegiatannya sendiri bermacam-macam mulai dari jalan-jalan santai, berburu makanan berbuka puasa, atau sekadar rebahan di taman kota.

Kalau ngomongin ngabuburit, seketika ingatan saya melayang ke waktu kecil dulu. Sebuah zaman ketika handphone masihlah barang langka, ketika bertengkar dengan teman saling sebut nama orang tua, dan masa ketika harus menunggu tukang foto keliling hanya untuk mengabadikan momen bersama keluarga.

Di masa itu, ngabuburit lebih banyak dihabiskan berinteraksi dengan manusia karena media sosial dan teknologi belum berkembang secanggih saat ini. Biasanya, saya dan teman-teman mengisi ngabuburit dengan bermain monopoli, ludo, atau adu gambar. Tak jarang juga bermain layangan atau futsal. Walau kadang suka diteriakin emak, "tong cape teuing atuh ngabuburit teh bisi batal puasa na". 

Atau kalau lagi bosan bermain di sekitar rumah, kami memilih keluar jalan-jalan santai dengan berjalan kaki. Kadang tak jelas tujuannya kemana. Yang penting supaya waktu puasa itu nggak kerasa. Satu hal yang kami percaya saat itu bahwa kegiatan ngabuburit akan mempercepat waktu buka puasa. Aduh dasar bocil ya. Padahal kalau dipikir-pikir sekarang, ada tidaknya kegiatan ngabuburit, toh azan magrib akan tetap berkumandang pada waktunya. Iya 'kan ya?

Kalau mengingat masa itu, rasanya ingin sekali Ramadan kali ini mengulang kegiatan ngabuburit seperti di masa kecil. Tapi apalah daya, teman-teman sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Maka biarkanlah, kegiatan ngabuburit saya kali ini, adalah ngabuburit versi saya hari ini sebagai seorang dewasa yang merindukan masa lalu, sebagai pekerja kreatif yang tidak memiliki hari libur. Eeaa..

5 Aktivitas Ngabuburit untuk Para Pekerja Kreatif

Rasa-rasanya di zaman sekarang ini, menjadi seorang pekerja kreatif bukan lagi hal yang tabu. Walau kadang masih disangka nganggur oleh tetangga karena keseringan di rumah. Atau menjalani hidup dengan gaji yang tidak menentu, tapi insya allah hati tetap bahagia. Aamiin!

Di tulisan kali ini saya akan bagikan kegiatan ngabuburit yang biasa saya lakukan, yang mungkin bisa memberikan inspirasi dan nilai tambah bagi seorang pekerja kreatif.

1. Berburu webinar

Sebagai freelancer di bidang event, saya sangat merasakan sekali dampak pandemi ini merusak dunia 'per-event-an' di kesempatan pertama. Praktis, ekosistem event langsung mati seiring kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan.

Sejenak saya sangat kaget. Pas awal pandemi, bahkan harus ada tiga event yang batal, padahal sudah ada uang yang keluar untuk bayar-bayar DP (uang muka) vendor.  Tapi ya namanya hidup harus berjalan terus. Mulai muncullah webinar di mana-mana sebagai pengganti event tatap muka.

Alhamdulillah, belajar hal baru lagi. Sedikit cerita, pertama kali bikin event online tuh banyak saja kejadian lucunya. Mulai suara yang nggak muncul, green screen yang bocor, hingga kemunculan kucing ke atas panggung padahal sedang live. Haha.

Dari sudut pandang sebagai peserta pun, saya menyambut baik kehadiran webinar ini. Dan selama pandemi, selain mengadakan webinar, berburu webinar menjadi kebiasaan rutin saya. Apalagi di bulan Ramadan, jumlah webinar itu saya rasakan semakin meningkat.

Awal-awal berburu webinar, yang saya incar memang doorprize atau hadiahnya. Senang saja men-challenge diri sendiri berburu keberuntungan. Apalagi 'kan sebagai freelancer saya sudah nggak punya THR tetap lagi, jadi ya lumayan saja kalau dapat doorprize dari webinar.

Alhamdulillah beberapa kali menjadi peserta yang beruntung mendapat hadiah. Sebagian besar hadiah yang saya dapat berupa pulsa atau saldo elektronik. Tapi ada juga webinar yang hadiah utamanya smartphone atau alat-alat elektronik.

Nah, kalau untuk ilmu webinarnya itu sebuah bonus. Eh apa nggak kebalik ya?

2. Nonton film

Nonton film memang sudah menjadi kegemaran saya. Dari film saya banyak belajar berbagai hal tentang cinta dan kehidupan. Kalau dijumlahkan, dalam setahun paling tidak saya menonton 100 film (belum termasuk series). Saya sangat senang menonton film karena menurut saya menonton film itu bukan cuma aktivitas mata semata. Menonton film adalah sebuah seni pengamatan yang melibatkan jiwa, raga, dan rasa untuk kita masuk ke dalam cerita yang ada di layar. Wow?

Tapi ingat! Di bulan Ramadan ini, tentunya harus pilih-pilih tontonannya. Jangan sampai terjebak pada film-film yang menampilkan adegan yang bisa mengurangi nilai ibadah puasa itu sendiri. Kalau saya boleh sarankan, tontonlah film-film yang inspiratif yang bisa membangkitkan semangat beribadah kita.

Kalau masih bingung, film apa saja yang bisa ditonton untuk ngabuburit, silakan cek rekomendasinya di video ini.


3. Bikin konten yang komunikatif dan interaktif

Dari selepas asar hingga menjelang magrib itu, ada sekitar dua jam setiap harinya yang bisa kita gunakan untuk ngabuburit. Waktu tersebut cukup untuk kita membuat konten-konten untuk media sosial kita. Ya konten sederhana saja semisal untuk IG Reels yang bisa kita unggah hari itu juga, atau nyicil untuk konten youtube.

Karena saya dan teman-teman lagi senang-senangnya bikin konten film untuk youtube komunitas, jadi kami lebih prefer membuat konten yang sifatnya berdialog seperti talkshow. Banyak banget manfaat yang saya rasakan dari membuat konten seperti ini.

Salah satunya adalah melatih kemampuan public speaking di depan kamera. Percaya deh, beda banget vibes-nya bicara di depan umum alias di depan banyak orang dengan berbicara di depan kamera. Walau saya sudah terbiasa nge-mc di event-event offline, tapi masih sering grogi kalau berbicara di depan kamera. Nah, dengan sering bikin konten yang komunikatif dan interaktif, secara nggak langsung bisa meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri saya dalam berkomunikasi.

Selain itu, dari konten juga saya juga belajar editing yang sederhana. Hampir semua konten yang saya unggah di media sosial saya, saya edit sendiri. Selain mengasah kemampuan editing secara teknik, membuat konten juga melatih kepekaan bercerita melalui media audio visual. Karena bikin video dengan ngeblog/menulis itu punya gaya dan audiens yang berbeda. Jadi semakin saya sering membuat konten, semakin saya terlatih untuk mempertajam analisa dan gaya bercerita saya agar bisa diterima dengan baik oleh penonton.

Sekilas behind the scene pembuatan konten youtube bersama teman-teman FFB/Raja Lubis
Sekilas behind the scene pembuatan konten youtube bersama teman-teman FFB/Raja Lubis
4.  Baca terjemahan Al-Quran

Pasti sudah banyak teman-teman yang menjadikan khatam Al-Quran sebagai target di setiap bulan Ramadan. Nah, kalau teman-teman sudah berada di tahap itu nggak ada salahnya untuk memulai membaca terjemahan dan tafsirnya.

Bagi saya sendiri, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang agama Islam. Selain itu, membaca tafsir juga bisa memberikan inspirasi dan referensi untuk pembuatan konten. Semisal ketika saya akan membuat konten review film Islami dan menghubungkannya dengan ajaran Islam, tentu membaca tafsir akan mempermudah pemahaman saya akan konten yang akan saya buat. Sehingga konten yang kita sajikan punya latar belakang keilmuannya dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Belajar memasak

Waktu ngabuburit memang paling pas buat memasak. Dulu sesekali saya membantu ibu saya kalau sedang mempersiapkan menu buka puasa. Tapi sekarang, semenjak lebih serius menggeluti usaha seblak, saya mulai sedikit-sedikit belajar memasak. Kalau persoalan masak air dan mie instant mah, insya allah sudah khatam lah.

Tapi persoalan memasak ternyata nggak sesederhana itu. Kalau kita mengikuti alur memasak secara runut mulai dari belanja keperluan di pasar/warung hingga makanan itu siap dikonsumsi, ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Yang paling kerasa adalah sekarang saya sudah bisa membedakan mana makaroni yang cocok untuk dibuat seblak, mana yang digoreng untuk cemilan, dan mana yang bisa dikreasikan dengan makanan lain. Sesuatu sekali ya!


Nah, itulah kegiatan ngabuburit yang biasa saya lakukan di Ramadan. Apakah ada yang sama? Kalau punya aktivitas ngabuburit lain, jangan ragu berbagi di kolom komentar ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun