Bagi saya sendiri, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang agama Islam. Selain itu, membaca tafsir juga bisa memberikan inspirasi dan referensi untuk pembuatan konten. Semisal ketika saya akan membuat konten review film Islami dan menghubungkannya dengan ajaran Islam, tentu membaca tafsir akan mempermudah pemahaman saya akan konten yang akan saya buat. Sehingga konten yang kita sajikan punya latar belakang keilmuannya dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Belajar memasak
Waktu ngabuburit memang paling pas buat memasak. Dulu sesekali saya membantu ibu saya kalau sedang mempersiapkan menu buka puasa. Tapi sekarang, semenjak lebih serius menggeluti usaha seblak, saya mulai sedikit-sedikit belajar memasak. Kalau persoalan masak air dan mie instant mah, insya allah sudah khatam lah.
Tapi persoalan memasak ternyata nggak sesederhana itu. Kalau kita mengikuti alur memasak secara runut mulai dari belanja keperluan di pasar/warung hingga makanan itu siap dikonsumsi, ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Yang paling kerasa adalah sekarang saya sudah bisa membedakan mana makaroni yang cocok untuk dibuat seblak, mana yang digoreng untuk cemilan, dan mana yang bisa dikreasikan dengan makanan lain. Sesuatu sekali ya!
Nah, itulah kegiatan ngabuburit yang biasa saya lakukan di Ramadan. Apakah ada yang sama? Kalau punya aktivitas ngabuburit lain, jangan ragu berbagi di kolom komentar ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H