Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Antara Rating dan Komersialisasi Agama, Ustad Televisi Layakkah Jadi Panutan?

8 April 2022   13:30 Diperbarui: 9 April 2022   04:49 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thalia ketika berbicara dengan Ustad Kiblat tentang progam subuh mereka/MNC Pictures

Dengan demikian boleh-boleh saja kita menjadikan ustad televisi sebagai panutan, tapi kita harus meletakkan apa yang mereka sampaikan jauh di atas persona yang mereka tampilkan.

Lebih dari itu, mulailah kita memberikan apresiasi pada ustad-ustad yang ada di lingkungan tempat tinggal kita. Mereka yang mengajarkan kita, adik-adik kita, anak-anak kita, bisa mengeja 'a ba ta tsa', hingga bisa mengkhatamkan Al-Quran dengan lancar.

Mereka yang jauh dari hingar bingar popularitas, kurang mendapat tempat di dunia perghibahan warganet, sebagian hidup dalam ekonomi yang biasa saja, tapi memberikan efek yang langsung terasa di hidup kita.

Wallahu a'lam bishawab, bagaimana menurutmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun