Nah, selain masyarakat dan 2 Lembaga tersebut yang memiliki peran dalam menciptakan Pemilu yang bersih, jujur dan berintegritas juga Partai Politik ikut berperan dalam pendidikan politik kepada masyarakat dan hal tersebut tidak bisa diwujudkan selagi budaya money politik ini masih terus dilanggengkan dengan jumlah yang besar sehingga yang terjadi banyak dari partai-partai dan calon walikota-wakil walikota juga calon anggota legislatif terpilih hanya terfokus untuk mengembalikan modal kampanye yang sudah keluar dengan jumlah yang sangat besar. Akibatnya banyak kasus-kasus korupsi yang terjadi.
Begitu besarnya efek dari Money Politik itu sendiri, maka dari itu saya pribadi mengajak kepada setiap individu yang memiliki pengetahuan lebih terkait Kepemiluan dan hukum tentang pelanggaran pemilu untuk membagikan pengetahuannya tersebut kepada masyarakat banyak setidaknya untuk sama-sama mengajak agar menolak money politik ini.
Jika masyarakat tidak membuka pembicaraan untuk membukanya gerbang money politik ini maka para calon pun akan berfikir keras bagaimana caranya menarik perhatian masyarakat agar dirinya dipilih, sekalipun akan banyak masyarakat yang enggan memilih calon wakil rakyat atau pemimpin nya karena mereka tidak memberi 'amplop' itu lebih baik dari pada memilih karena diberi sesuatu yang berakibat mereka yang terpilih karena membagi-bagikan uang mencari cara untuk mengembalikan modal yang besar dan justru menimbulkan masalah baru, yaitu korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H