Islam, mesti menawarkam agama bagi orang-orang yang tertindas. Bagi Mustad'fin. Bagi kaum pinggiran. Islam, niscaya memberi jawaban terhadap problem sosial. Dimana, orang-orang yang tertindas, tidak diam begitu saja menerima kenyataan. Tetapi, memberi perlawanan. begitu Munir berkata, kepada Romo Sandyawan, yang di tuangkan dalam Romo, dalam surat kepada Munir, ( 06/10/2010).
Mengingat Munir, adalah jalan kita, mengenal niat yang kuat. Gugurnya Munir, seakan mengalir dalam Kalimat Milan Kundera, " perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa" (mengingat).
Gugurnya Munir, adalah tragedi kemanusiaan negeri ini. Negeri, yang di cintai Munir, dengan segenap hati.
Munir, di paksa berpisah dari cita-citanya, untuk memuliakan dam memanusiakan manusia. Tetapi, usaha memisahkan Munir, dengan segenap cita-citanya, adalah Sungguh Usaha yang sia-sia.
Munir, adalah pemikul beban yang baik. Ia, mampu mendefenisikan dirinya, saat Ber-HmI.
16 Tahun, Munir Gugur. Lapangkan Kuburnya, Ya Robb.
* Coretan Pinggiran
* Pena Nalar Pinggiran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H