Perlu diingat, jikalau anak sudah selesai mengalami tantrum orang tua tidak perlu memberinya hukuman karena tantrum manifestasi akibat kurangnya kemampuan anak dalam mengungkapkan keinginan secara lisan atau isyarat, latihlah anak untuk sedikit demi sedikit belajar untuk mengungkapkan apa yang diingkan secara baik melalui komunikasi dari hati ke hati.
Tips kedua, apabila temper tantrum anak terjadi di ruang publik, maka ajaklah anak ke area yang sepi lalu ajaklah duduk dengan tenang dan mulai untuk berbicara secara halus jika bukan begitu cara untuk meminta yang baik. Kemudian contohkanlah kepada anak melalui perkataan dan perilaku yang seharusnya ketika akan meminta sesuatu dan berilah penjelasan mengapa tidak membelikan apa yang ia inginkan seperti sudah ada di rumah sehingga tidak harus meminta barang baru lagi, kemarin kamu kan sakit jadi sama dokter ngga boleh makan es krim dan sebagainya.
Tips ketiga dapat dilakukan jika Anda sudah mengalami rasa capek dan merasa sudah cukup yaitu disarankan cukup membiarkan anak tanpa ada bujuk-membujuk dan tidak melakukan argumen kepada anak. Perilaku temper tantrum akan lebih cepat berakhir jika orang tua tidak berusaha menghentikan dengan paksaan atau rayuan.
Referensi:
Gracinia, J. (2005). Ajari aku solusi praktis untuk 30 perilaku anak yang menjengkelkan. Jakarta: Gramedia.
Hayes, E. (2003). Tantrum: Panduan memahami dan mengatasi ledakan emosi anak. Jakarta: Erlangga.
Hidayati, B. M. R., & Janah, R. (2021). Tipe Pola Asuh Orang tua Dengan Anak Temper Tantrum Di SDI Al-Huda Kota Kediri. Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences, 2(1), 23-32.
Tandry, N. (2010). Bad Behavior, Tantrums and Tempers. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H