Mohon tunggu...
Raisa Zahira
Raisa Zahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | S1 AKUNTANSI | NIM 43223010052

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia dengan Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

21 November 2024   20:31 Diperbarui: 21 November 2024   20:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Sistem pengadaan barang dan jasa yang tidak transparan, memungkinkan adanya penggelembungan harga (mark-up).

- Kurangnya transparansi dalam pengelolaan hasil tambang, sehingga membuka peluang untuk manipulasi data produksi dan penjualan.

- Sistem akuntansi atau pencatatan yang lemah, yang memungkinkan adanya penggelapan dana.

- Sebagai contoh, jika perusahaan tidak memiliki mekanisme kontrol internal yang kuat untuk memverifikasi kontrak pengadaan, pejabat dapat memanfaatkan peluang ini untuk melakukan manipulasi.

  • Need (Kebutuhan)

Kebutuhan juga menjadi faktor penting dalam kasus korupsi PT Timah. Tekanan finansial atau kebutuhan pribadi yang mendesak bisa menjadi alasan bagi individu untuk terlibat dalam tindakan ilegal. Di PT Timah, karyawan atau pejabat yang menghadapi masalah finansial, seperti utang pribadi atau biaya hidup yang tinggi, mungkin merasa terpaksa mencari cara untuk memperoleh uang tambahan secara tidak sah.

Dalam Kasus PT Timah,  Individu yang bekerja di PT Timah dan menghadapi kebutuhan finansial mendesak, seperti utang yang harus dibayar atau kebutuhan keluarga, bisa tergoda untuk terlibat dalam praktik korupsi. Misalnya, mereka mungkin menerima suap atau melakukan manipulasi laporan keuangan untuk menutupi kekurangan atau memenuhi kebutuhan pribadi.

  • Exposure (Pengungkapan)

Exposure atau kemungkinan terungkapnya tindakan korupsi juga mempengaruhi apakah seseorang akan terlibat dalam kecurangan atau tidak. Jika individu merasa bahwa tindakannya tidak akan terdeteksi atau bahwa mereka dapat melarikan diri dari hukuman, maka kemungkinan untuk melakukan korupsi menjadi lebih tinggi.

 Dalam kasus PT Timah, jika pelaku merasa bahwa pengawasan yang ada lemah atau tidak ada sanksi yang tegas, mereka lebih cenderung untuk melakukan penyalahgunaan.

Dalam kasus PT Timah, jika sistem pengawasan di PT Timah tidak cukup kuat, atau jika pelaku merasa bahwa tindakan mereka akan tertutup oleh jaringan politik atau hubungan pribadi, mereka mungkin merasa aman dan tidak khawatir akan pengungkapan. Misalnya, pejabat yang memiliki hubungan baik dengan pihak berwenang atau memiliki akses ke sistem yang lemah dalam hal audit mungkin merasa tidak akan pernah tertangkap.

Kesimpulan

Dalam konteks korupsi di PT Timah, GONE Theory memberikan kerangka yang jelas untuk menganalisis penyebab utama yang mendorong individu untuk melakukan kecurangan. Greed (keserakahan) mendorong pelaku untuk mencari keuntungan pribadi lebih banyak, sementara Opportunity (peluang) menciptakan kondisi yang memungkinkan pelaku untuk melakukan korupsi dengan mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun