Diskresi terjadi ketika pejabat memiliki keleluasaan tinggi dalam mengambil keputusan strategis. Dalam kasus PT Timah, keleluasaan ini dapat ditemukan dalam pengambilan keputusan terkait kontrak pengadaan barang dan jasa atau pengelolaan hasil tambang.Â
Tanpa adanya pedoman yang jelas atau pengawasan ketat, diskresi ini sering disalahgunakan untuk keuntungan pribadi, misalnya dengan menerima suap atau melakukan kolusi dengan mitra bisnis tertentu.
Sebagai contoh, jika seorang pejabat memiliki otoritas penuh untuk menunjuk rekanan proyek tanpa melalui mekanisme tender yang transparan, situasi ini membuka peluang untuk terjadinya praktik korupsi.
- Kurangnya Akuntabilitas
Minimnya akuntabilitas di PT Timah dan BUMN lainnya juga menjadi penyebab utama korupsi. Meskipun sebagai BUMN PT Timah diwajibkan melaporkan kinerja keuangan dan aktivitas operasionalnya, dalam praktiknya, mekanisme pengawasan sering kali lemah.Â
Hal ini terjadi karena pengaruh politik atau kepentingan pribadi yang mengintervensi proses audit dan pengawasan. Selain itu, pejabat yang terlibat dalam kasus korupsi sering kali tidak mendapatkan hukuman yang setimpal, sehingga tidak ada efek jera.
GONE Theory oleh Jack Bologna dan Kasus Korupsi PT Timah
Jack Bologna menjelaskan bahwa korupsi didorong oleh empat elemen utama: Greed (keserakahan), Opportunity (peluang), Need (kebutuhan), dan Exposure (pengungkapan). Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana masing-masing elemen dalam GONE Theory dapat diterapkan untuk menganalisis kasus korupsi di PT Timah.Â
- Greed (Keserakahan)
Dorongan untuk memperoleh keuntungan lebih banyak tanpa batas, meskipun sudah berada dalam posisi yang menguntungkan, adalah faktor penting dalam kasus korupsi di PT Timah. Dalam kasus ini, pejabat atau individu yang terlibat mungkin sudah memiliki penghasilan yang layak, namun dorongan untuk mengakumulasi kekayaan pribadi yang lebih besar dapat mendorong mereka untuk terlibat dalam tindakan korupsi, seperti penyalahgunaan anggaran, penggelapan dana, atau penerimaan suap.
Dalam Kasus PT Timah, para pejabat atau karyawan PT Timah yang terlibat dalam korupsi mungkin merasa tidak puas dengan gaji yang mereka terima dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak dengan cara yang ilegal. Misalnya, mereka dapat memanipulasi pengadaan barang dan jasa atau menggunakan posisi mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi melalui proyek-proyek yang berhubungan dengan perusahaan.
- Opportunity (Peluang)
Peluang adalah faktor lain yang berperan dalam korupsi di PT Timah. Peluang terjadinya korupsi muncul karena lemahnya sistem pengawasan dan kontrol internal dalam perusahaan. Dalam kasus PT Timah, peluang ini bisa terjadi jika ada kekurangan transparansi dalam pengelolaan keuangan, sistem pengadaan barang, atau pengawasan proyek-proyek yang dijalankan oleh perusahaan.
Beberapa celah yang dapat dieksploitasi antara lain: