Mohon tunggu...
Rainhard Frealdo
Rainhard Frealdo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNIKOM

Gemar menumpahkan karya lewat aksara untuk khalayak. Harapan saya adalah saya dapat semakin terasah dalam menulis, hingga membuat tulisan-tulisan saya menginspirasi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Akan Pernah Terlambat

28 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 28 Juli 2024   07:16 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Renata?" Seseorang keluar dari rumah menuju teras, seseorang yang berharga bagi perempuan itu, seseorang yang putus asa karena mengira sudah gagal menunjukkan kasih sayangnya. Siapa lagi kalau bukan Wijaya.

"Papa!" Renata berlari ke arah seseorang yang dulu dia banggakan, lalu dia sesali, dan hari ini dia mematahkan perasaan sesalnya dan membanggakannya kembali seperti dulu. "Aku minta maaf. Semenjak dewasa, aku mulai merasakan perjuangan papa, aku mengerti yang papa lakukan tak mudah. Jujur, selama ini aku terlalu gengsi untuk kembali ke pangkuan papa dan minta maaf. Tapi melihat papa memulai komunikasi padaku kembali, aku mematahkan kegengsianku."

"Tidak apa-apa, nak." Wijaya memeluk Renata dengan erat. Wijaya berhasil menunjukan kasih sayangnya kembali pada anaknya.

Afisah hanya menatap mereka berdua dengan polos. Saat dewasa kelak, Afisah akan mengerti apa yang dirasakan mereka berdua.

Tak akan pernah terlambat bagi Renata untuk mengakui kesalahan dan kembali ke pangkuan seseorang yang menyimpan penuh kasih sayang. Tak akan pernah terlambat juga bagi Wijaya untuk membujuk kembali seseorang yang pernah dia beri kasih sayang dan membuktikannya sekali lagi di depan anaknya. Takdir sudah menentukan waktu yang tepat untuk mereka.

Walaupun tanpa orangtua, Afisah masih diberi rasa kasih sayang dari sumber lain. Wijaya contohnya. Sebagai rasa bersalahnya pada Renata, Wijaya memperlakukan Afisah seperti memperlakukan Renata dulu, seperti mengajak Afisah dan Hiro bermain bersama.

Renata akan selalu mengingat tentang hari ini di dalam memorinya. Baginya, saling memaafkan dan kembali berdamai tanpa mengingat-ingat kesalahan kembali adalah bentuk kasih sayang yang paling tinggi dan sukar untuk dilupakan dibanding segalanya.

Biodata :

Foto diri/dokpri
Foto diri/dokpri

Rainhard Frealdo lahir di Bandung tanggal 11 April 2005, Ia menekuni bidang tulis menulis sejak SMA. Saat ini sedang giat dalam jurusan Teknik Informatika di kampus Unikom di Bandung sejak awal September 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun