Mohon tunggu...
Raindini CitraHandayani
Raindini CitraHandayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ketua Divisi Penelitian HMP PBSI FKIP UMS Periode 2022 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Para Pendidik, Yakinkah Anda Sudah Memenuhi Karakteristik Profil Guru Abad 21?

20 Januari 2023   12:31 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:13 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan negara berkembang dengan sistem pendidikannya yang selalu berubah seiring perkembangan zaman. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang unggul agar perkembangannya tidak berhenti hanya sampai di sini. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat memengaruhi masa depan bangsa dan negara. Melalui pendidikan, diharapkan bangsa Indonesia memiliki pola pikir yang maju agar dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa.

Guru abad 21 bukan sekadar tentang sebuah profesi yang berdiri pada sebuah masa. Guru abad 21 tentu memiliki standar kompetensi yang harus dipenuhi agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Demi bisa mencapai tujuan tersebut diperlukan visi, misi, dan strategi yang tepat di setiap satuan pendidikan. Guru juga tidak hanya mengajar, tetapi juga belajar. Setiap tahun guru akan bertemu dengan murid yang berbeda. Setiap hari pula guru akan menemukan tantangan yang berbeda. Tantangan tidak datang hanya dari murid, tetapi juga dari lingkungan yang terus berubah.

Globalisasi dan perkembangan teknologi merupakan salah satu tantangan bagi guru di abad 21 ini. Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai masyarakat, dan sebagai warga negara. Tidak ada seorang pun yang terlepas dari arus globalisasi. Pada era globalisasi, guru sangat ditantang untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu, dalam dunia pendidikan, guru juga harus berhadapan dengan beberapa kata kunci seperti kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi.

Guru abad 21 adalah guru yang berpihak kepada anak. Berpihak kepada anak dalam pendidikan, berarti berbicara tentang bagaimana memerdekakan pemikiran anak serta membuka potensi mereka semaksimal mungkin. Guru perlu melakukan percobaan pembelajaran di kelas untuk mengetahui sistem pembelajaran yang ideal di kelasnya. Tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru abad 21 dalam melakukan kegiatan pembelajaran saat ini adalah pembelajaran student centred (terpusat pada murid), pembelajaran yang kontekstual, dan pembelajaran yang kolaboratif.

Profil guru abad 21 merupakan beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menghadapi segala tantangan di abad 21. Karakter-karakter tersebut adalah berorientasi pada murid, berliterasi digital, berkolaborasi dan berelasi, berpikir kritis, berefleksi diri, dan sebagai lifelong learner.

Ketika kita menjadi guru, tentu kita ingin membimbing murid menjadi mandiri dan termotivasi dalam belajar. Tapi, dari mana kita harus memulainya? Kita dapat memulainya dengan mengubah pola pikir dari menyelesaikan target pengajaran menjadi mengembangkan pengajaran yang berorientasi pada murid. Seorang guru yang berorientasi pada muridnya, dapat menggunakan kemampuan empatinya untuk melihat kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing murid. Dari situlah guru dapat melakukan berbagai penyesuaian kegiatan belajar yang cocok dengan kondisi muridnya.

Dengan berorientasi pada murid, guru berarti menciptakan lingkungan dimana murid dapat saling mengenal dan mengapresiasi kekuatan dari setiap individu. Hal ini juga berarti guru membuat lingkungan belajar yang aman dan dapat dipercaya. Murid dapat secara perlahan membangun self-esteem serta mengonstruksikan identitas diri yang positif.

Berorientasi pada murid juga berarti bergerak untuk memberdayakan murid. Lalu, seperti apa aktivitas yang dapat guru lakukan dalam hal ini? Guru dapat membimbing murid saat proses belajar guna membangun kemampuan murid. Kemudian secara bertahap guru dapat memberi ruang dan pilihan untuk menentukan proses belajarnya masing-masing. Contohnya, dengan memberikan instruksi secara umum atau informasi detail yang lebih sedikit sehingga diharapkan murid dapat lebih termotivasi dalam memperkaya pengetahuannya.

Dalam proses memberdayakan murid juga, guru dapat mengubah cara berpikir mereka terhadap kegagalan dan kesalahan. Guru dapat membimbing murid ketika melihat kegagalan atau kesalahan bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan sebagai ruang perbaikan agar murid bisa terus berkembang menjadi lebih baik.

Profil guru selanjutnya mengenai kemampuan literasi digital. Mengapa penting untuk seorang guru mempelajari literasi digital? Internet bukan sekadar Google. Apa artinya? Saat ini, murid dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan mereka menggunakan mesin pencari Google. Namun, terdapat perbedaan antara sekadar mencari jawaban di Google dengan yang benar-benar memahami jawaban tersebut. Guru abad 21 harus memastikan bahwa ketika menyelesaikan tugas atau masalah, murid memiliki pemahaman yang cukup untuk menjawab tantangan yang ada.

Kemampuan literasi digital juga mampu mengajak murid untuk mengevaluasi dan mempertanyakan sumber informasi. Guru dapat berkolaborasi bersama murid untuk membuat kesimpulan yang logis dan kontekstual berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari aktivitas pembelajaran bersama siswa. Literasi digital dapat mendorong murid untuk mengasah daya kreativitasnya dengan mengaplikasikan segala hal yang mereka ketahui. Guru dapat mendorong murid untuk memaksimalkan aplikasi yang sudah mereka ketahui dan menemukan aplikasi lain yang sesuai dengan kebutuhannya.

Manfaat dari literasi digital yaitu guru dapat mengajarkan digital citizenship kepada murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh dan mengajak murid untuk menggunakan internet serta teknologi dengan cara yang sehat sehingga mampu menjadi warga digital yang bertanggung jawab. Literasi digital dapat memperluas konsepsi guru tentang dunia digital. Pemahaman murid saat ini mungkin terbatas pada penggunaan digital saja. Namun dengan guru berliterasi digital, guru dapat menginspirasi murid dan membantu murid untuk menggunakan teknologi sehingga dapat memperluas kesempatan belajar yang dilakukan.

Guru memiliki kemauan untuk berkolaborasi dan membangun relasi dengan kolega, praktisi, ataupun profesional untuk bertukar perspektif, berbagi sumber daya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengalaman belajar dan hasil pembelajaran murid. Lalu, mengapa penting kriteria ini harus dimiliki oleh guru? Dengan berkolaborasi dan berelasi dapat menjadi wadah untuk berbagi strategi, inspirasi, perspektif, juga pengalaman sehingga dapat membuat pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat memberdayakan satu sama lain dan ketika guru berkolaborasi dengan profesional maka akan membuka kesempatan murid untuk belajar sambil melakukan (learning by doing) kemudian mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki.

Kriteria berkolaborasi dan membangun relasi dapat dilakukan dengan cara berbagi praktik, baik dalam bentuk sumber atau materi ajar. Bergabung dalam komunitas guru serta melibatkan kerja sama antar guru, sekolah, ataupun organisasi untuk saling bertukar praktik baik secara dua arah sehingga pihak yang terlibat juga mendapatkan manfaat dan umpan balik dari kegiatan yang dilakukan.

Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang paling sering kita dengar. Bukan hanya murid, guru pun harus memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dengan maksud untuk melakukan perbaikan merupakan hakikat dari berpikir kritis. Kemampuan ini penting untuk dimiliki guru karena dapat membantu meningkatkan kemampuan individu sebagai guru dan sebagai agen perubahan dalam lingkungannya.

Seorang guru yang berpikir kritis akan senantiasa mengevaluasi dan terus melakukan penyesuaian metode mengajar. Guru yang memiliki kemampuan berpikir kritis juga akan menganalisis kebutuhan kelas yang diajarnya. Dengan kemampuan berpikir kritis, akan muncul berbagai pertanyaan yang akan ditanyakan kepada dirinya sendiri, seperti: apa yang saya ajar?, bagaimana saya mengajar?, siapa yang saya ajar?, dan yang paling penting mengapa saya mengajar apa yang saya ajar?. Sekarang, refleksikan pada diri Anda, apakah pembelajaran yang selama ini Anda lakukan sudah mengimplementasikan keempat pertanyaan tadi?

Self reflect atau berefleksi diri merupakan kriteria profil guru abad 21 yang akan kita bahas selanjutnya. Mengapa kemampuan berefleksi diri sangat dibutuhkan oleh guru? Berefleksi merupakan kunci utama dari mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan. Dengan berefleksi, guru dapat meningkatkan kemampuan mengajar baik dalam hal keterlibatan murid, kejelasan, atau aspek lainnya. Selain itu, dengan berefleksi, guru juga bisa melihat bagaimana cara mengajar yang sesuai dengan kebutuhan muridnya. Berefleksi bukan hanya fokus pada hal yang harus diperbaiki namun juga menyadari hal-hal yang sudah baik dan efektif. Dengan begitu, keterampilan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri guru.

Apa itu lifelong learner? Mengapa penting bagi guru untuk memiliki profil sebagai lifelong learner? Apa sih manfaatnya?

Sama seperti teknologi yang berubah pesat, dunia pendidikan juga berkembang sangat cepat sehingga metode belajar, kemampuan yang dibutuhkan, maupun teknologi yang mendukung kegiatan belajar saat ini belum tentu sama dengan lima atau sepuluh tahun ke depan. Inilah mengapa memiliki profil lifelong learner sebagai guru sangat dibutuhkan. Lifelong learning sendiri didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan sepanjang hidup dimana pembelajaran ini fleksibel, beragam, dan tersedia di berbagai waktu dan tempat. Sedangkan seorang lifelong learner adalah seseorang yang memiliki pola pikir lifelong learning.

Terdapat empat karakteristik seorang lifelong learner, yaitu:

1) Mengatasi tantangan

Seseorang dengan mindset lifelong learning melihat kesalahan dan tantangan sebagai satu proses bukan kegagalan. Suatu kesalahan dalam memberikan informasi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ataupun tantangan. Sebagai contoh, seorang guru tidak akan selalu tahu pertanyaan apa yang akan ditanyakan oleh muridnya. Ketika guru belum bisa menjawab pertanyaan tersebut, jangan dijadikan sebagai suatu kegagalan, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar dan mencari tahu.

2) Adanya inovasi untuk meningkatkan hasil belajar 

Seorang guru yang memiliki profil lifelong learner akan menyediakan waktunya untuk terus mengasah kemampuannya. Contohnya, dengan mengikuti berbagai aktivitas pengembangan diri maupun profesional. Guru tidak akan ragu untuk berkolaborasi dengan rekan guru lainnya maupun profesional. Dengan begitu, guru akan mendapatkan semakin banyak ide kreatif dan inovatif untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan efektif bagi murid.

3) Guru dapat menjadi panutan (role model) bagi murid-muridnya

Seorang guru yang memiliki mindset lifelong learning akan menjadi contoh bagi murid-muridnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membagikan proses belajar yang sedang guru lakukan sehingga menjadi menjadi inspirasi juga bagi para muridnya.

4) Guru dapat bekerja sama dan mau belajar dari murid

Sebagai lifelong learner, guru memiliki mindset bahwa sumber belajar dapat datang dari mana pun termasuk dari murid-muridnya. Guru bukan lagi sebagai pemberi informasi mutlak dan pasti menerima informasi. Namun, guru dan murid dapat bersama-sama berbagi dan menerima informasi. Dengan mengapresiasi atau mengakui kemampuan dan pengetahuan yang murid miliki, guru juga akan dapat belajar dan mendapatkan banyak perspektif baru. 

Jadi, dari pemaparan sebelumnya, sudahkah Anda memiliki karakteristik lifelong learner?

Abad ke-21 yang dikenal sebagai era teknologi dan informasi digital, telah mengalami perubahan signifikan terkait dengan penemuan-penemuan ilmiah baru, globalisasi, robotika, dan kecerdasan buatan. Pembelajaran abad 21 erat kaitannya dengan berbagai istilah seperti "pembelajaran modern", "pembelajaran inovatif", dan "pengajaran modern" yang semuanya ditujukan untuk perbaikan sistem pembelajaran yang modern.

Sejatinya, sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk melimpah, negara Indonesia harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik dari segi karakter, wawasan ilmu pengetahuan, serta dapat bersaing di era yang semakin maju. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik abad 21, kita harus siap berdedikasi untuk negeri tercinta dengan mengajar murid sesuai zamannya. Dengan segala upaya yang telah dijelaskan serta kerja sama antar berbagai pihak, kami yakin Indonesia dapat mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun