Mohon tunggu...
Rendra Siswoyo
Rendra Siswoyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

bercita-cita menjadi seorang kepala sekolah terinovatif, inspiratif, terkreatif.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Joy Flight Pemikiran Hari 1 (Atheism)

20 Juni 2012   03:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andaikan dia menjadikan metode ilmiah sebagai asas berpikirnya maka dia selamanya tidak akan percaya pada bunyi tersebut. Dan senantiasa mengatakan VOICE OF THE GAP!. Karena metode ilmiah adalah cabang dari metode berpikir rasional. Karena dia bersifat cabang maka dia akan menghasilkan kesimpulan yang RELATIF DAN DUGAAN pada setiap hasil pemikirannya; baik pada eksistensi sesuatu, hakekat dan sifat sesuatu itu. Karena dia hanya mengandalkan pada pengindraan yang sejalan dengan kekurangannya. MENGHARAPKAN MENDAPAT BUKTI ADANYA BUNYI DARI KETERBATASAN PENERIMAAN BUNYI (TELINGA) ADALAH HAL YANG MUSTAHIL. DAN INI ADALAH KONTRADIKSI PEMIKIRAN DARI ATEIS SETELAH STADIUM 4.

Wah anda terlalu nyaman jika penerbangan ini manuvernya santai santai saja, bagaimana bila kita bermanuver seperti di film-film action dunia? Siap? Ah tidak usah ditanya toh anda sudah dalam pesawat pemikiran.

METODE BERPIKIR RASIONAL VS ILMIAH

Kesalahan pada ateis adalah tidak menggunakan metode berpikir rasional. Dan metode itu adalah metode alamiah seorang manusia.

Kesalahan selanjutnya, ateis menjadikan metode berpikir ilmiah sebagai asas atau  landasan dalam setiap pemikirannya.

Definisi metode rasional adalah metode tertentu dalam pengkajian yang ditempuh untuk mengetahui realitas sesuatu yang dikaji, dengan jalan memindahkan penginderaan terhadap fakta melalui panca indera ke dalam otak, disertai dengan adanya sejumlah informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tersebut. Selanjutnya, otak akan memberikan penilaian terhadap fakta tersebut. Penilaian ini adalah pemikiran atau kesadaran rasional.

Metode rasional ini adalah dasar dari pemikiran. Pada kesimpulan untuk keberadaan sesuatu itu bersifat mutlak. Dan kesimpulan itu bukan hasil dari imajinasi sebagaimana orang ateis katakan. keberadaan sumber bunyi dan penulis tulisan ini bukanlah sebuah imajinasi. Baru kalau mengatakan hakekat dan sifat dari penulis, penulisnya cakep gak ya, eh penulisnya keren gak ya itu baru imajinasi dan bersifat dugaan. Inilah kerancuan yang terdapat pada pemikiran ateis. Ini dikarenakan metode ilmiah yang dijadikan landasan berpikir dari ateis. Padahal setiap hasil metode ilmiah ini hanyalah dugaan kuat hingga ada hasil ilmiah lain yang mampu mematahkannya.

Metode ilmiah adalah metode tertentu dalam pengkajian yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan tentang realitas dari sesuatu melalui jalan percobaan (eksperimen) atas sesuatu itu. Metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali dalam pengkajian objek-objek material yang dapat diindera.

Metode ilmiah itu tidak salah. Karena metode ilmiah adalah cabang metode rasional ketika metode rasional mengalami keterbatasan dalam memahami hakekat dan sifat sesuatu. Misalkan dalam metode rasional ketika memahami umur fosil maka akan menghasilkan keterbatasan dan hasilnya hanya perkiraan untuk itu butuh metode ilmiah dalam memperkirakannya lebih dalam. Yakni bisa dengan tes Fluor. Sehingga bisa diperkirakan lebih dalam lagi dengan kesimpulan bahwa makin bertambah fluor (karena pengaruh tanah lembab berisi fluor yang merembes kedalam tulang), makin tua usia fosil.

Akan tentapi dapat dipastikan bahwa metode ilmiah dalam menyimpulkan tetap menghasilkan kesimpulan yang bersifat dugaan dan relatif. Dan itu terbukti semakin berkembangnya sains maka untuk mengetahui usia fosilpun semakin berkembang seperti dengan metode kalium-argon hingga penyelidikan radiokarbon. Sekalipun dalam sains mutahir tersebut kesimpulan usia fosil tidak bisa bersifat pasti/mutlak dan hanya bersifat dugaan kuat saja atau perkiraan.

Mengapa? Karena dalam metode berpikir apapun dalam memahami hakekat dan sifat sesuatu tidak bisa bersifat PASTI dan hanya sampai dugaan kuat saja. Nah dengan demikian metode ilmiah itu tidak salah akan tetapi menjadi kesalahan yang sangat fatal ketika menjadikan metode berpikir ilmiah tersebut sebagai landasan berpikir/ asas berpikir. Karena menjadikan hal yang relatif dalam landasan berpikir adalah kesalahan fatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun