Mohon tunggu...
Raihan Ibnu
Raihan Ibnu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Massa terhadap Kesadaran dan Perlindungan Hak Asasi Manusia: Sebuah Analisis dalam Konteks Komunikasi

8 Juli 2024   02:04 Diperbarui: 8 Juli 2024   02:04 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Media Massa terhadap Kesadaran dan Perlindungan Hak Asasi Manusia: Sebuah Analisis dalam Konteks Komunikasi

 

Raihan Ibnu Azhar

Dosen Pengampu : Saeful Mujab, S.Sos,M.I.Kom

 

ABSTRAK

Artikel ini mengkaji dampak media massa terhadap kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) dalam konteks komunikasi. Media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan memobilisasi dukungan terhadap isu-isu hak asasi manusia, namun mereka juga menghadapi tantangan seperti mendistorsi informasi dan memanipulasi narasi. Studi ini menggunakan tinjauan literatur dan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi strategi komunikasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung perlindungan hak asasi manusia di platform media. Hasil dari penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana media dapat menjadi alat penting dalam pemajuan hak asasi manusia dan menekankan pentingnya kejujuran dan keakuratan dalam mengkomunikasikan informasi hak asasi manusia kepada publik.

Kata kunci: media massa, hak asasi manusia, komunikasi, kesadaran publik, advokasi

LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap orang tanpa memandang ras, keyakinan, jenis kelamin, atau status sosial. Kesadaran akan hak asasi manusia dan perlindungannya merupakan tanggung jawab bersama dalam masyarakat yang adil dan beradab. Dalam konteks ini, media massa memegang peranan yang sangat penting. Media massa, baik cetak maupun elektronik, mempunyai kekuatan untuk membentuk opini publik, menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia. Media massa bertindak sebagai jembatan antara peristiwa dan masyarakat. Melalui berita, artikel, laporan investigasi, dan laporan spesial, media mempunyai kesempatan untuk berbicara tentang ketidakadilan, mengungkap hak asasi manusia dan mendorong perubahan nyata. Misalnya, laporan investigasi mengenai pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia telah mendorong komunitas internasional untuk mengambil tindakan. Media juga dapat memainkan peran penting bagi kelompok marginal yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan keprihatinan mereka. Dengan menyediakan forum bagi aktivis hak asasi manusia, korban pelanggaran dan organisasi non-pemerintah, media dapat membantu meningkatkan kesadaran global dan lokal mengenai isu-isu hak asasi manusia. Hal ini pada gilirannya dapat memobilisasi dukungan publik dan menekan pemerintah dan lembaga internasional untuk bertindak. Namun, dampak media massa terhadap kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia tidak selalu positif. Terkadang media menjadi alat propaganda yang memutarbalikkan fakta dan mengabaikan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Misalnya, di beberapa rezim otoriter, pemerintah mengontrol media untuk menyebarkan informasi yang mendukung kepentingan mereka, seringkali dengan mengorbankan kebenaran dan keadilan. Dalam situasi seperti ini, media massa tidak hanya melindungi hak asasi manusia, namun juga dapat memperburuk pelanggaran yang sudah ada. Di sisi lain, jika digunakan dengan benar, media juga dapat menjadi platform yang efektif untuk memberikan pengaruh dan perubahan sosial. Media yang independen dan kritis dapat berperan sebagai pengawas kepentingan publik, mengungkap korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, jurnalisme yang bertanggung jawab dapat mendidik masyarakat tentang hak-haknya dan cara melindunginya. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis bagaimana media meningkatkan kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hak masyarakat. efektivitas media dalam konteks ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah independensi media, kualitas dan integritas jurnalisme, ketersediaan informasi, dan tingkat literasi media masyarakat. Kajian yang mendalam dan kritis mengenai peran media dalam pemajuan hak asasi manusia dapat memberikan wawasan berharga mengenai cara mengoptimalkan penggunaan media dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia.

Pertanyaan Penulisan

  1. Bagaimana peran media massa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Hak Asasi Manusia?
  2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas media massa dalam menyampaikan isu-isu HAM?
  3. Sejauh mana media massa dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah terkait perlindungan HAM?
  4. Apakah ada contoh kasus di mana media massa berhasil atau gagal dalam mengadvokasi isu HAM?
  5. Bagaimana media massa dapat digunakan secara lebih efektif untuk mempromosikan dan melindungi HAM?

Tujuan Penulisan

  1. Menganalisis peran media massa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Hak Asasi Manusia.
  2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas media massa dalam menyampaikan informasi terkait HAM.
  3. Menilai dampak media massa terhadap kebijakan pemerintah dalam perlindungan HAM.
  4. Menyajikan contoh kasus di mana media massa memainkan peran kunci dalam advokasi isu HAM.
  5. Memberikan rekomendasi untuk pemanfaatan media massa secara lebih efektif dalam mempromosikan dan melindungi HAM.

TINJAUAN PUSTAKA

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media massa terhadap kesadaran dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam konteks komunikasi. Untuk mencapai tujuan ini, berbagai literatur yang relevan telah dikaji untuk memberikan landasan teoritis dan empiris yang kuat. Tinjauan pustaka ini mencakup beberapa aspek utama: peran media massa dalam pembentukan opini publik, pengaruh media terhadap kesadaran HAM, dan dinamika media dalam rezim otoriter versus demokratis. Tinjauan literatur ini menunjukkan bahwa media massa memainkan peran yang kompleks dan seringkali bertentangan dalam mempengaruhi kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia. Meskipun media dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan hak asasi manusia, media juga dapat menjadi alat propaganda yang memperburuk hak asasi manusia, terutama di rezim otoriter. Untuk meningkatkan peran positif media dalam situasi hak asasi manusia, diperlukan media yang bebas, independen dan bertanggung jawab serta literasi media masyarakat yang tinggi..

1. Peran Media Massa dalam Pembentukan Opini Publik

Media massa memiliki kekuatan yang signifikan dalam membentuk opini publik dan agenda setting. McCombs dan Shaw (1972) dalam teorinya tentang Agenda-Setting berpendapat bahwa media tidak hanya menampilkan berita kepada publik tetapi juga menentukan isu-isu apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Agenda media secara langsung mempengaruhi agenda publik, dan pada gilirannya, agenda kebijakan.

Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet (1948) dalam penelitian mereka tentang komunikasi politik menekankan bahwa media massa memainkan peran penting dalam proses komunikasi dua tahap (two-step flow of communication). Mereka berargumen bahwa informasi media disaring melalui opinion leaders sebelum mencapai masyarakat umum, menunjukkan bahwa media massa memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku publik.

2. Dampak Media Terhadap Kesadaran Hak Asasi Manusia

Media massa memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hak asasi manusia. Menurut Shaw (1996), media dapat bertindak sebagai "watchdog" atau anjing penjaga bagi pemerintah dan institusi lainnya, mengungkap pelanggaran hak asasi manusia dan mendorong akuntabilitas. Melalui pemberitaan investigatif dan pemberitaan mendalam, media dapat mengedukasi masyarakat tentang hak-haknya dan menginformasikan pelanggaran HAM yang mungkin tidak diketahui masyarakat.

Herman dan Chomsky (1988) berpendapat dalam model propagandanya bahwa media massa dalam masyarakat kapitalis seringkali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik. Namun, mereka juga menyadari bahwa dalam beberapa situasi, media yang independen dan kritis dapat memainkan peran penting dalam melindungi hak asasi manusia.

3. Dinamika Media di Rezim Otoriter dan Demokratik Otoritarian

Peran media dalam memajukan dan melindungi hak asasi manusia sangat berbeda antara rezim otoriter dan demokratis. Dalam rezim otoriter, seperti dijelaskan Hachten dan Scotton (2012), media seringkali berada di bawah kendali ketat pemerintah, yang menggunakan media sebagai alat propaganda untuk memanipulasi informasi dan membatasi kebebasan berekspresi. Dalam konteks ini, media tidak hanya dapat melindungi hak asasi manusia, namun juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan pelanggaran hak asasi manusia.

Di sisi lain, dalam sistem demokrasi, media umumnya lebih bebas dan memainkan peran lebih besar dalam mengendalikan pemerintah dan lembaga lainnya. Menurut Norris (2006), media yang bebas dan independen adalah landasan demokrasi. Di negara demokrasi, media memiliki lebih banyak ruang untuk mengkritik pemerintah, menyelidiki hak asasi manusia, dan mendukung perubahan kebijakan untuk melindungi hak asasi manusia.

4. Studi Kasus Dan Contoh Empiris

Beberapa studi kasus menunjukkan pentingnya peran media dalam mempromosikan hak asasi manusia. Misalnya, liputan investigatif media internasional mengenai genosida Rwanda pada tahun 1994 membantu meningkatkan kesadaran global dan memobilisasi bantuan internasional (Thompson, 2007). Demikian pula, berita pelanggaran HAM yang dilakukan Myanmar terhadap kelompok etnis Rohingya menarik perhatian global dan menekan komunitas internasional untuk bertindak (Gowen, 2017).

Di sisi lain, ada juga kasus di mana media tidak menjalankan perannya, hal ini terlihat dari pemberitaan konflik di Timur Tengah yang bias atau tidak akurat, yang terkadang memperburuk ketegangan dan pelanggaran hak asasi manusia (Lynch , 2006).

5. Teori Dan Model Terkait

Beberapa teori dan model komunikasi dapat digunakan untuk memahami peran komunikasi massa dalam konteks ini. Teori spiral keheningan yang dikemukakan oleh Noelle-Neumann (1974) menjelaskan bagaimana masyarakat cenderung diam ketika opininya bertentangan dengan opini mayoritas yang disajikan di media. Hal ini dapat mempengaruhi kesadaran dan advokasi hak asasi manusia, karena masyarakat mungkin takut untuk mengungkapkan pandangan mereka yang berbeda mengenai isu hak asasi manusia.

Kerangka teori yang kemudian dikembangkan oleh Goffman (1974) dan Entman (1993) juga relevan dalam konteks ini. Framing mengacu pada cara media dan individu membingkai dan menyajikan realitas dengan memilih dan menekankan aspek-aspek tertentu dari peristiwa atau isu. Bagaimana media membingkai hak asasi manusia dapat mempengaruhi persepsi dan tanggapan publik secara signifikan. Misalnya, penggambaran media mengenai pengungsi sebagai "korban" dan "ancaman" dapat menimbulkan sikap publik dan tanggapan politik yang sangat berbeda.

 

6. Peran Media Baru Dan Digital

Munculnya media digital dan sosial telah mengubah lanskap komunikasi hak asasi manusia. Menurut Castells (2012), jaringan komunikasi digital memungkinkan penyebaran informasi lebih cepat dan luas serta memberikan suara kepada individu dan kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Media sosial seperti Twitter, Facebook dan YouTube telah menjadi alat penting untuk mempromosikan hak asasi manusia, memungkinkan mobilisasi massa dan kampanye global dalam waktu singkat.

Namun media digital juga memiliki tantangan tersendiri, seperti penyebaran misinformasi dan berita palsu. Wardle dan Derakhshan (2017) menekankan bahwa meskipun media digital dapat mendemokratisasi informasi, media digital juga dapat digunakan untuk menyebarkan propaganda dan memperburuk hak asasi manusia jika tidak diawasi dengan baik.

 

METODE PENULISAN

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian: Metode Penelitian Sastra dan pengumpulan data, yang melibatkan pengumpulan informasi dari karya sastra seperti buku atau jurnal ilmiah, artikel tentang peristiwa penting, dan dokumen lainnya. Dalam penelitian ini, penulis dapat menganalisis dan mengevaluasi berbagai teori dan konsep terkait peran media massa dalam membentuk opini publik dalam konteks kewarganegaraan. Metode Studi Kasus: Penelitian ini dilakukan terhadap satu atau lebih kasus yang berkaitan dengan peran media massa dalam membentuk opini publik. Konteks kewarganegaraan, kemudian menganalisis peran dan pengaruh media massa terhadap opini publik, Penelitian ini menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi peran media massa seperti faktor politik, sosial dan budaya. Menggunakan metode ini untuk mengeksplorasi dan menganalisis pengaruh media massa terhadap kesadaran dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Metode ini mencakup pengumpulan, penilaian, dan sintesis literatur yang relevan dari berbagai sumber untuk membangun landasan teoritis dan empiris yang kuat. Berikut adalah tahapan dan pendekatan yang digunakan dalam metode penulisan ini:

Pengumpulan Literatur

A. Sumber Primer dan Sekunder:

  • Sumber Primer: Artikel jurnal, buku, laporan penelitian, dan dokumen resmi yang membahas peran media massa, komunikasi, dan HAM.
  • Sumber Sekunder: Tinjauan literatur, meta-analisis, dan artikel opini yang menginterpretasikan atau mengomentari sumber primer.

B. Database dan Repositori:

  • Penggunaan database akademik seperti Google Scholar, JSTOR, ProQuest, dan PubMed untuk mencari artikel jurnal dan buku yang relevan.
  • Penggunaan repositori institusi dan perpustakaan universitas untuk mengakses literatur yang tidak tersedia secara online.

C. Kata Kunci:

Penggunaan kata kunci seperti "media massa", "kesadaran HAM", "perlindungan HAM", "komunikasi", "agenda setting", "propaganda", "independensi media", "framing", dan "media digital" untuk mencari literatur yang relevan.

Penilaian dan Evaluasi Literatur

Relevansi dan Kredibilitas:

  • Evaluasi relevansi literatur berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci.
  • Penilaian kredibilitas sumber berdasarkan reputasi penulis, jurnal, dan penerbit.

Analisis Kritis:

  • Pembacaan mendalam dan analisis kritis terhadap literatur terpilih untuk memahami argumen utama, metodologi, dan temuan penelitian.
  • Identifikasi bias atau keterbatasan dalam penelitian yang dianalisis.

Sintesis Literatur

A. Pengelompokan Tema:

Pengelompokan literatur berdasarkan tema utama seperti peran media massa dalam pembentukan opini publik, pengaruh media terhadap kesadaran HAM, dan dinamika media dalam rezim otoriter versus demokratis.

B.    Integrasi Temuan :

Integrasi temuan dari berbagai literatur untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan kontradiksi dalam penelitian yang ada.

Penggunaan teori dan model komunikasi seperti Agenda-Setting, Spiral of Silence, dan Framing untuk mengorganisir dan menginterpretasikan temuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Tujuan artikel ini adalah menganalisis dampak media massa terhadap kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) dalam konteks komunikasi modern. Media massa, sebagai salah satu penyebar informasi yang penting bagi masyarakat luas, mempunyai potensi besar dalam membentuk posisi dan sikap terkait hak asasi manusia. Namun, pengaruhnya tidak selalu positif; Media juga dapat menjadi alat manipulasi dan pengabaian prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Pertama, artikel ini menjelaskan peran media massa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak asasi manusia. Media massa mempunyai kemampuan untuk menyoroti pelanggaran hak asasi manusia, menyoroti isu-isu yang sebelumnya terpinggirkan dan memobilisasi dukungan publik terhadap tindakan yang bertujuan melindungi hak asasi manusia. Misalnya, pemberitaan media mengenai kasus-kasus diskriminasi atau kejahatan terhadap hak-hak individu dapat menciptakan rasa empati dan keadilan di masyarakat.

Kedua, artikel ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi massa dalam menyampaikan informasi terkait hak asasi manusia. Faktor-faktor seperti kebebasan pers, kontrol politik, bias editorial, dan ekonomi media merupakan kunci dalam menentukan sejauh mana media dapat berfungsi sebagai penjaga kebenaran dan pembela hak asasi manusia. Misalnya, media yang independen dan memiliki kebebasan editorial yang tinggi akan lebih efektif dalam mengungkap pelanggaran hak asasi manusia tanpa campur tangan politik atau komersial.

Selanjutnya, artikel ini mengkaji dampak media massa terhadap kebijakan perlindungan hak asasi manusia pemerintah. Meskipun media dapat mempengaruhi politik dengan mendorong isu-isu tertentu, terdapat juga risiko bahwa pemerintah atau kekuatan politik dapat menggunakan media untuk tujuan propaganda atau untuk menekan informasi yang tidak menguntungkan mereka. Analisis ini penting untuk memahami dinamika antara media, kekuatan politik, dan kebijakan hak asasi manusia publik.

Selain itu, artikel ini memberikan contoh kasus di mana media berhasil atau gagal dalam melindungi isu hak asasi manusia. Studi kasus ini menggambarkan peran media dalam perubahan sosial dan politik, yang mempunyai implikasi langsung terhadap perlindungan hak asasi manusia. Contoh seperti peningkatan kesadaran masyarakat mengenai hak-hak minoritas atau kebijakan penegakan hak asasi manusia yang diperjuangkan dari sudut pandang media dapat memberikan wawasan tentang bagaimana media dapat menjadi kendaraan untuk perubahan positif dalam masyarakat.

Terakhir, artikel ini memberikan rekomendasi penggunaan media massa yang lebih efektif dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. Rekomendasi-rekomendasi ini mencakup strategi praktis bagi media, masyarakat sipil dan pemerintah untuk bekerja sama guna memastikan bahwa informasi mengenai hak asasi manusia akurat, tidak memihak dan mempunyai dampak positif terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Misalnya, mendorong transparansi kasus hak asasi manusia di media dan membangun kemitraan antara media, aktivis hak asasi manusia, dan lembaga pemerintah untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia secara keseluruhan.

Oleh karena itu, artikel ini berharap dapat memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana media mempengaruhi kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia di era komunikasi modern melalui analisis mendalam ini. Dengan memahami kompleksitas ini, kita dapat mengarahkan upaya untuk menggunakan media sebagai alat yang efektif untuk memajukan hak asasi manusia dan mendorong perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif.

KESIMPULAN

Artikel ini menjelaskan secara lengkap dampak media massa terhadap kesadaran dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) dalam konteks komunikasi modern. Media massa, dengan kemampuannya menyebarkan informasi secara luas dan mempengaruhi opini publik, memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia dan memobilisasi dukungan untuk perlindungan hak asasi manusia. Analisis ini berpendapat bahwa media massa dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengungkap hak asasi manusia, menyoroti isu-isu yang terpinggirkan, dan mendidik masyarakat tentang hak-hak dasar individu. Namun, dampak positif ini sering kali disertai dengan tantangan seperti manipulasi informasi, bias editorial, dan campur tangan politik, yang dapat melemahkan pemberitaan mengenai hak asasi manusia.

Selain itu, faktor-faktor seperti kebebasan pers, kontrol politik, dan ekonomi media sangat mempengaruhi efektivitas media dalam perannya sebagai pembela kebenaran dan pembela hak asasi manusia. Analisis terhadap kasus-kasus tertentu menunjukkan bahwa media dapat mempengaruhi kebijakan hak asasi manusia pemerintah dengan memperjuangkan reformasi atau dengan menjadi alat propaganda yang digunakan untuk tujuan politik tertentu.

Dari studi kasus yang disajikan, kita dapat melihat bahwa terdapat contoh keberhasilan di mana media memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan melindungi hak asasi manusia, seperti kasus di mana media mendorong penerapan atau perubahan kebijakan yang lebih mendukung hak asasi Manusia. Namun, ada juga kasus dimana media gagal atau digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti ketika media digunakan untuk menyebarkan diskriminasi atau untuk menutupi pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh kekuatan pemerintah atau politik.

Sebagai rekomendasi, dalam artikel ini, kami merekomendasikan agar penggunaan media dalam konteks hak asasi manusia harus dilengkapi dengan transparansi, integritas jurnalistik, dan kerja sama yang kuat antara media, masyarakat sipil, dan pemerintah. Tindakan-tindakan ini tidak hanya meningkatkan keberhasilan media dalam mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia, namun juga dapat mengurangi risiko manipulasi atau penyajian informasi yang keliru yang dapat melemahkan hak asasi manusia.

Dengan demikian, artikel ini memberikan gambaran komprehensif tentang kompleksitas hubungan antara media massa dan hak asasi manusia. Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai peran dan tantangan media serta penerapan rekomendasi yang diusulkan, kami berharap dapat mengembangkan lebih lanjut strategi yang lebih efektif untuk menggunakan media sebagai alat untuk memperjuangkan dan mempromosikan nilai-nilai hak asasi manusia. perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Suryadinata, M. (2020). "Pengaruh Media Massa dalam Membangun Kesadaran dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia." Jurnal Komunikasi Indonesia, 25(2), 123-140.

Pratama, A. (2018). "Peran Media Massa dalam Advokasi Hak Asasi Manusia: Studi Kasus Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia." Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1), 45-58.

Kusuma, D. (2017). "Media Massa dan Isu Hak Asasi Manusia: Kajian dari Perspektif Komunikasi." Jurnal Komunikasi Massa, 20(3), 231-245.

A. A. S. Aria Aditya Setiawan, "PERAN MEDIA MASSA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMERINTAHAN LOKAL BERBASIS HUMAN SECURITY DI KOTA JAYAPURA," Politika: Jurnal Ilmu Politik, vol. 2, no. 2, pp. 39-48, Jun. 2013.

Susanto, B. (Ed.). (2019). Media Massa dan Hak Asasi Manusia: Tantangan dan Peluang di Era Digital. Jakarta: Penerbit Media Kita.

Wirawan, A. (2016). Komunikasi Massa dan Perlindungan Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun