Belum lagi setelah mendengar  statement Ketua Umum PB HMI pada pelantikan cabang lhoksumawe aceh utara. ''Bahwa dunia ini di bangun dengan kolaborasi bukan dengan kompetisi?
Sebenarnya apa yang dimaksud kolaborasi ? terlalu general sehingga narasi semacam ini tentunya dipertanyakan! apalagi oleh anak-anak komisariat yang sedang semangat semangatnya untuk belajar, di tengah kegelisahan menghadap era new normal saat ini.
Seolah olah kita tidak paham tentang ini, seharusnya elit HMI mengumandangkan narasi brilian, ide ide gagasan yang tidak pernah di dengar dan di ucapkan, serta langkah kongrkit dalam mengatasi pandemic, jika perlu kita kumandangkan aksi jalanan di depan istana agar mempertegas atas ketidakseriusan pemerintah dalam penenganan wabah ini. Sehingga menjadi motivasi kader untuk bergerak melawan dan berjuang di tengah pandemic ini.
Pemerintah sudah sering sekali blunder oleh penanganan covid 19 ini, lalu masih saja diam dan sibuk dengan kegiatan ceremonial?
Sudah banyak persoalan kebijakan pemerintah pusat sampai daerah yang membuat blunder masyarakat saat ini, kita mempertanyakan elit HMI hari ini, masih adakah nurani melihat masyarakat sakit dan mati karena kelaparan?
Seharusnya kita sebagai kader HMI sebagai garda terdepan dalam mengontrol kebijakan negara yang merugikan rakyatnya, bukan sebagai juru bicara pemerintah apalagi menjilat kekuasaan saat ini.
Ini yang menjadi problematika sekarang, kinerja HMI di pertanyakan. Apakah khittah perjuangan para pendahulu seperti ini? Tentu tidak, HMI didirikan atas kegelisahan bersama untuk membangun masyarakat kritis agar roda pemerintah berjalan baik, tentunya perlu ada control bagi kita sebagai kader sebagai mahasiswa masa kini.
Kita perlu pahami dahulu, apakah HMI ini dibentuk sebagai mitra pemerintah atau mitra control pemerintah? Ini yang perlu diluruskan.
Belum lagi persoalan lainnya. Sekjend PB HMI dalam pidatonya pada pembukaan konfercab Cabang persiapan Tanjong selor. "Bahwa HMI harus mampu berkolaborasi dengan pemda sebagai mitra strategis dan mitra kritis" coba kita pahami sekali lagi kalimat ini. Adakah yang salah atau keliru kita dalam memahami kalimat ini.
Bicara kolaborasi pemerintah bukan kewajiban organisasi, namun sebuah keniscayaan, untuk apa? Untuk merawat idealisme mahasiswa di tengah carut marut negara dalam mengatasi pandemic. Hal ini sangat disesali bagi kita apalagi mereka yang paham tentang nilai nilai dasar perjuangan yang termaktub dalam gerakan HMI.Â
Kita mesti sadari bahwa Hmi selalu diperhatikan dalam setiap langkah juang, agar tidak salah kaprah memahaminya. Jangan sampai rakyat yang mencintainya menjadikan sebuah kekecewaan karena melihat HMI terlalu dekat dengan kekuasaan, sehingga lagi lagi menjadi juru bicara kekuasaan bukan lagi juru bicara rakyat terhadap kinerja pemerintah yang blunder dan salah.