Banyak sekolah sekolah yang masih keterbatasan sinyal dan internet sehingga aktivitas belajar dan mengajar tidak bisa berjalan efektif. Koordinator Perhimpunan Untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, menilai banyak kendala bagi siswa dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) selama pandemi Covid-19.
"Ada hampir 68 juta peserta didik belajar dari rumah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi. Siswa yang berada di akses internet bagus dan ditambah memiliki gawai atau laptop, ini relatif lebih terlayani ketimbang siswa yang tinggal di daerah yang susah internet, bahkan tidak ada jaringan, dan tidak punya gawai," kata Satriwan kepada Liputan6.com.
Fenomena ini jelas perlu menjadi perhatian, sehingga butuh dilakukan perbaikan sistem dari Kemendikbud. Sebab, bila tidak, akan terdapat banyak siswa yang tertinggal atau dirugikan dalam kegiatan PJJ. Padahal, seluruh siswa berhak memperoleh pendidikan yang adil dan merata.
Dan terakhir, soal perekonomian. Ini yang menjadi problematika saat ini di tengah kebutuhan masyarakat yang mebludak kita di tuntut untuk survive dalam memerangi covid 19, apalagi setelah banyak hari orang tua yang sudah banyak di phk dan sebagainya.
Pertumbuhan negatif yang semakin kecil memberikan indikasi bahwa perekonomian berjalan lebih baik, tetapi bukan berarti sudah terjadi proses pemulihan menuju pertumbuhan positif. Semua itu sangat tergantung pada keberhasilan atau kegagalan kebijakan mengatasi pandemi covid-19 sekarang ini.
Secara faktual, perkembangan pandemi masih belum mampu diatasi oleh pemerintah sehingga proses pemulihan ekonomi akan berjalan sulit dan berat. Tidak mungkin bisa menyelesaikan pemulihan ekonomi jika tidak bisa mengatasi pandemi.
Lalu Bagaimana Peran Kader HMI Dalam Menjawab Tantangan Zaman Hari Ini?
Kita ketahui bahwa dari tiga aspek dan problem yang dipaparkan di atas ini adalah kebutuhan urgential dalam mengatasi masalah ini.
HMI sebagai kader perjuangan tentunya sudah mengerti bahwa masyarakat membutuhkannya, perannya sebagai mahasiswa dan agent perubahan menuntutnya selalu bergerak kepada kepentingan rakyat. Suaranya dirindukan oleh masyarakat, teriakannya di takutkan siapapun yang ingin melawannya.
Namun hari ini, mari bertanya pada diri sendiri sebagai kader HMI, adakah kegelisahan sedikit saja pada hati nurani kita hari ini. Bahwa negara sedang tidak baik baik saja. Bulan lalu kita menikmati eforia kemerdekaan, apakah benar benar hari ini kita merasakannya, sedikit saja?
Benar saja, Elit HMI terlalu mesra dengan kekuasaan sehingga cenderung cari aman dalam menangapi persoalan ini