Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Dwiputranto
Muhammad Raihan Dwiputranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka mencari pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tragedi Kanjuruhan: Sebuah Catatan Kelam dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia

6 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Families of the Kanjuruhan tragedy call for more accountability (https://img.jakpost.net/c/2022/10/04/2022_10_04_130653_1664865921.)

Pertanggungjawaban AdministratifSelain tanggung jawab pidana, pihak-pihak terkait juga dapat dimintai pertanggungjawaban administratif. Misalnya, izin penyelenggaraan pertandingan dapat dicabut, dan pengelola stadion dapat dikenakan sanksi administratif akibat kegagalan mematuhi standar keselamatan.

Perspektif Kode Etik Komunikasi

Keterbukaan dan Transparansi InformasiSalah satu masalah utama dalam tragedi ini adalah minimnya transparansi informasi yang diberikan kepada publik. Awalnya, jumlah korban jiwa dilaporkan lebih rendah dari angka sebenarnya, sehingga menimbulkan kecurigaan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Dalam situasi krisis seperti ini, kode etik komunikasi menuntut adanya keterbukaan informasi yang akurat, tepat waktu, dan tidak menyesatkan.

Peran Media dalam KrisisMedia memiliki tanggung jawab besar dalam memberitakan tragedi ini. Beberapa media dinilai gagal menjaga keseimbangan antara penyampaian fakta dan sensitivitas terhadap korban. Dalam kode etik jurnalistik, pemberitaan harus berfokus pada kebenaran, menghormati martabat korban, dan menghindari penyebaran informasi yang bersifat spekulatif.

Empati dalam Komunikasi KrisisKomunikasi dari pihak berwenang setelah kejadian ini sering kali dianggap kurang menunjukkan empati. Pernyataan yang menyalahkan suporter atau meremehkan dampak tragedi menciptakan ketidakpercayaan publik. Dalam situasi seperti ini, komunikasi krisis harus dirancang untuk menunjukkan rasa empati, tanggung jawab, dan komitmen untuk menyelesaikan masalah.

Pelajaran dari Tragedi Kanjuruhan

Reformasi Sistem Pengamanan StadionPemerintah dan penyelenggara pertandingan harus segera mereformasi sistem pengamanan stadion di Indonesia. Pelatihan aparat keamanan tentang penanganan massa secara humanis dan sesuai dengan standar internasional sangat penting. Selain itu, stadion harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan yang memadai, seperti pintu evakuasi yang cukup dan prosedur tanggap darurat yang jelas.

Peningkatan Kesadaran Kode Etik KomunikasiSemua pihak yang terlibat dalam pengelolaan informasi publik, termasuk aparat, penyelenggara, dan media, harus memahami pentingnya komunikasi yang etis dan bertanggung jawab. Informasi yang diberikan harus berdasarkan fakta, disampaikan secara transparan, dan tetap mengedepankan empati kepada korban dan keluarga mereka.

Penguatan Regulasi dan PengawasanRegulasi terkait keselamatan stadion dan penyelenggaraan pertandingan sepak bola harus diperkuat. Pengawasan dari pihak yang berwenang, termasuk federasi sepak bola nasional, harus lebih ketat untuk memastikan bahwa semua standar keselamatan dipatuhi.

Tanggung Jawab KolektifTragedi ini mengingatkan kita bahwa keselamatan di stadion adalah tanggung jawab bersama. Pengelola stadion, aparat keamanan, penyelenggara pertandingan, dan suporter semuanya memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua.

Tragedi Kanjuruhan adalah peringatan keras bagi dunia olahraga di Indonesia. Tidak hanya tentang pengelolaan stadion dan pengamanan pertandingan, tetapi juga tentang bagaimana hukum dan etika komunikasi diterapkan dalam situasi krisis. Dengan pembelajaran yang tepat dan tindakan nyata dari semua pihak, diharapkan peristiwa serupa tidak akan pernah terulang. Sepak bola seharusnya menjadi olahraga yang menyatukan, bukan menjadi ajang yang memicu tragedi dan duka mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun