Pada pagi hari 1 Oktober 1965, kelompok G30S mengumumkan melalui radio bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan militer untuk mencegah kudeta yang direncanakan oleh Dewan Jenderal. Mereka juga menyatakan bahwa peristiwa tersebut didukung oleh Presiden Soekarno, meskipun Soekarno sendiri tidak secara langsung terlibat.
Namun, aksi ini segera direspon oleh **Mayor Jenderal Soeharto**, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat). Soeharto dengan cepat mengambil alih komando dan memerintahkan operasi militer untuk menghentikan pemberontakan tersebut.
Dalam waktu singkat, Soeharto berhasil merebut kembali markas RRI (Radio Republik Indonesia) dan memulihkan kendali di Jakarta. Operasi militer untuk menangkap para pelaku berlangsung di berbagai tempat, dan pada akhirnya gerakan tersebut berhasil dilumpuhkan.
### **Pembalasan Terhadap PKI**
Setelah G30S berhasil dihentikan, Angkatan Darat, yang dipimpin oleh Soeharto, melakukan operasi pembersihan besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Kampanye anti-PKI ini memicu gelombang kekerasan di seluruh negeri.Â
- **Pembantaian Anti-Komunis**: Terjadi pembunuhan massal terhadap anggota PKI, simpatisannya, dan orang-orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan PKI. Di beberapa daerah, kekerasan dilakukan oleh militer, sementara di tempat lain, masyarakat sipil yang terprovokasi juga ikut melakukan pembunuhan. Diperkirakan jumlah korban tewas akibat pembantaian anti-PKI mencapai antara **500.000 hingga 1 juta orang**, meskipun angka pastinya sulit untuk dipastikan.
- **Penangkapan dan Pemenjaraan**: Ribuan orang ditangkap dan dipenjara tanpa proses pengadilan yang jelas, banyak di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.
- **Pembubaran PKI**: Pada Maret 1966, PKI secara resmi dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah Indonesia. Soeharto, yang saat itu semakin berkuasa, memimpin proses transisi yang mengakhiri era Soekarno dan memulai era Orde Baru.
### **Dampak Jangka Panjang**
Peristiwa G30S/PKI memiliki dampak besar pada sejarah politik Indonesia:
1. **Kenaikan Soeharto**: Peristiwa ini menandai awal dari berakhirnya kekuasaan Soekarno dan awal naiknya Soeharto sebagai penguasa Indonesia. Soeharto, melalui Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret), mengambil alih kekuasaan dari Soekarno dan memerintah Indonesia selama lebih dari tiga dekade.