"Hahaha... Kaalau gitu kamu kepedean sih. Memang beberapa orang merasa kalau tulisan itu untuknya. Aku banyak dapat DM orang-orang yang merasa yang di tulisan  itu. Mungkin karena namanya mirip, kejadiannya, atau karena tempatnya yang sama. Jadi mereka berpikir mereka yang ditulis disitu. Gitu juga dengan kamu" Kataku menghela napas.Â
Tuan, asal kamu tahu saja. Sebelumnya aku pernah juga berteman di instagram dengan seorang pria temannya temanku. Orangnya tampak baik, mungkin dia sering baca cerpenku juga. Dia pernah bertanya tentang siapa yang ada di tulisan itu. Kebetulan namanya Naza juga tuan. Hehehe... dia berpikir itu dia. Padahal, mana mungkin aku sebodoh itu menuliskan cerita fiksi dengan nama yang senyqta itu kan tuan? Tepat dihari ketika aku menceritakan kejadianmu dengan Amel. Pria itu memblokir ku tuan, yah wajar saja mungkin kesamaan nama telah menyinggungnya. Bisa jadi dia merasa aku telah mencemarkan nama baiknya. Tapi biarlah tuan, namanya juga manusia kan. Manusia memang suka berprsangka.Â
Lalu, setelah kau dan Amel mulai bersatu tuan. Aku dapat DM yang aneh-aneh. Kemarin ada akun bodong yang mengomentari tulisanku. Dia bilang tulisanku bodoh. Ada juga perempuan bernama Amel memaki-makiku. Dia pikir Amel itu dia. Atau kawanku bernama Asyila mengira Asyila dicerita ini dia. Hmmm... Namanya juga fiksi tentu saja aku bebas Berimajinasi kan tuan?Â
Tuan, Ada juga seorang perempuan yang  tiba-tiba minta maaf kepadaku tiada angin dan tiada hujan. Perempuan itu meminta maaf kepadaku. Katanya dia mungkin pernah membicarakaku dengan orang lain. Apa  jangan-jangan dia ada hubungannya denganmu tuan?Â
Atau dia adalah orang yang salah sangka dengan tulisanku seperti yang lainnya? Entahlah tuan. Aku pun tak terlalu memikirkannya. Sekarang, yang kupikirkan adalah bagaimana caraku bisa lari dari hadapanmu sekarang ini.Â
"Maaf, aku ada urusan... Aku pergi dulu yah"kataku.Â
Lalu tuan, kau menghalangi jalanku. Ada apa denganmu tuan? Bisakah kau jangan lagi membangkitkan rasa yang sudah mati! Aku hanya ingin laki-laki baik di dalam hidupku tidak sepertimu.Â
"Ada apa memangnya? " Katamu. Tuan jujur saja,tatapanmu itu membuatku takut. Ini masjid tuan, tapi kenapa kau sangat nyaman mengajakku ngobrol seperti ini?.Â
"Eeee..., Ini apa yah. Kok Aku dihalangi? " Kataku.Â
Aku mulai kesal pada diriku sendiri kenapa aku tak bisa mengendalikan perasaan gugup ini?
"Zahra, aku tahu yang ada ditulisanmu itu aku kan? Amel yang kau tuliskan itu juga Amel pacarku kan? " Ucapmu.Â