Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Dibawah Pancaran Sinar Idul Adha

17 Juni 2024   23:01 Diperbarui: 17 Juni 2024   23:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita itu semakin lemah, tapi masih memeluk erat nenek tua itu, Ia tak peduli apa pun yang menerpanya. Sampai, polisi datang membubarkan massa. Ketika itu pula wanita itu tumbang dan jatuh. Karena Aku mengenalnya meski cuman sehari, Aku pun ikut dengan polisi membawa dia ke rumah sakit.

 Sementara nenek tua renta itu, dibawa ke kantor polisi untuk diminati keterangan. Beberapa jam setelah wanita itu dibawa ke rumah sakit, wanita itu kemudian sadar. Aku dan tiga orang aparat polisi pun memasuki ruangan tempat Ia dirawat. 

“ Apakah nenek tadi adalah nenek saudari?” Tanya salah satu polisi itu.

 “ Bukan Pak,  Saya tidak kenal sama nenek itu” Jawab wanita itu dengan lemah yang sedang terbaring.

 “Lalu kenapa anda membela Dia, Dia itu adalah pencuri ? “ Ucap polisi lainnya. 

" Iya Pak, tapi pencuri itu juga manusia. Apa gunanya hukum jika massa berhak menghakimi secara gegabah. Nenek itu sudah tua. Mungkin saja jika Dia tidak dilindungi nenek itu bisa mati. Karena batu- batu, dan benda- benda yang keras di lemparkan ke tubuhnya. Saya masih muda Pak. Kalau saya yang kena, tubuh saya masih kuat. Ya, walau harus masuk rumah sakit. Tuhan saja memberi kesempatan bagi makhluknya untuk bertaubat. Jadi Pak tolong berikan kesempatan nenek itu untuk bertaubat meskipun di penjara. Yang penting jangan dibunuh, biar malaikat aja yang cabut nyawanya.” Ucap wanita itu. 

Seorang polisi lain masuk dan membisikkan sesuatu kepolisi yang sedang ada di dekatku. 

“Nenek tua itu tak mengenal perempuan ini" bisik polisi itu. 

“Baiklah, apakah perlu kami hubungi keluarga saudara?" Tanya Polisi yang sedang ada di sampingku. 

“ Tak perlu Pak, kan Bapak bawa temanku" Ucap wanita itu menunjukku. 

“ Kalau begitu kami mohon pamit" semua aparat berseragam itu serentak keluar dari ruangan meninggalkanku dengan wanita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun