Oh iya tuan, aku ingin bercerita padamu soal seorang pengagummu.Â
Tuan, masih ingat Alisya? Dia temanku yang amat kepo dengan hidupmu. Rupanya,  dia telah menyebarkan kepada banyak orang. Kalau aku dan kau saling mencintai. Semoga itu benar. Agar  tidak menjadi sebuah fitnah.Â
Alisya rupanya menceritakan kepada Yuni, salah satu juniorku di organisasi. Meski kami satu angkatan di semesteran, Yuni tetaplah juniorku di Organisasi . Yuni, rupanya telah mengagumimu sejak lama. Ia juga adalah teman akrabnya Amel. Dulu, Â katanya Amel dan Yuni beradu baik di hadapanmu. Agar bisa menaklukan hatimu. Bahkan hingga kini pun.Â
Hari ini, Yuni hadir di acara ini. Sepanjang acara, dia diam-diam mencuri pandang ke arahku. Kadang-kadang tak sengaja kulihat dia sedang menatapku dengan penuh hayat.Â
Mungkin tuan, dia sedang termakan cerita Alisya. Yang menyebarkan kalau aku dan kamu saling mencintai. Padahal, kamu belum tentu punya perasaan yang sama padaku kan tuan?Â
Barangkali, Yuni sedang berpikir-pikir kenapa kau mencintaiku? Apa yang spesial dariku? Kalau soal cantik, tentu ia lebih cantik. Â Kalau soal baik, Yuni juga orang baik. Kalau soal harta, dia tentu lebih punya dariku yang hanya seorang anak pengepul. Â Kalau soal akhlak, orang-orang juga tahu kalau aku perempuan yang kurang akhlak. Katanya... tuan.Â
Tak hentinya dia menatapku tuan. Aku pun mendekatinya. Kemudian, Aku tersenyum padanya. Dia balas semyumanku tuan.Â
Tuan, begitu banyak orang yang mengagumimu. Â Bahkan orang baik seperti Yuni juga ikut dalam pertarungan menakulukkan hatimu lewat jalur langit.Â
Aku jadi semakin insecure tuan. *
"Serius kamu jalan sejauh ini setiap hari?" Tanya Ifan lagi.Â
"Iya Fan" kataku.Â