Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Orang Pilihan

22 Februari 2024   20:06 Diperbarui: 22 Februari 2024   20:13 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Id. Pinterest/AI ART

Suatu hari, dalam sebuah rumah. Ada seorang pria yang  cerdas dan terpelajar menikahi seorang wanita yang buta huruf. Pernah ada cerita diantara mereka. Saat wanita itu tak pernah melahirkan anak laki-laki. Sudah dua kali ia melahirkan, namun tak jua mendapatkan  jantan. 

 Mertuanya berkata:

"Hei...Fulanah.. apa kamu tak ingin memiliki anak laki-laki, yang kelak bisa menjadi penerus suamimu?" 

Lalu wanita yang buta huruf itu berkata 

" Suamiku mengajarkanku, jika menginginkan sesuatu aku harus memintanya pada Allah. Aku tentu menginginkannya. Aku telah memintanya pada yang kuasa. Insya Allah  sebentar lagi bayi itu akan lahir" Ucap wanita itu dengan percaya diri. 

" Lalu apa yang kamu doakan pada Allah?" Tanya mertuanya. 

"Aku tak mungkin memberi tahu doa ku pada siapapun" Ujar wanita itu.

Satu tahun kemudian lahirlah bayi laki-laki dari rahim wanita buta huruf itu. Ayahnya mengazankannya. Ia diberi makanan yang baik-baik. Dan dibesarkan dengan pendidikan yang baik.  Ayahnya selalu mengantarkannya untuk mandiri. Contohnya saat mandi, ayahnya sengaja mengajak anaknya itu ke sungai habis mandi ia akan mengantarkannya mencuci bajunya sendiri. 

Kebiasaan mandiri itu membuat anaknya yang tengah berusia 12 tahun tak takut menempuh pendidikan di luar pulaunya. Ia sampaikan keinginannya pada ayahnya yang ingin menempuh pendidikan di luar kampung halamannya. Ayahnya senang mendengar keinginan anaknya. Rupanya anaknya itu sudah punya cita-cita yang amat tinggi di usianya yang masih belia.

Saat itu, anak itu benar- benar tak bisa berbahasa, bahasa pulau yang ia tuju. Tapi ayahnya berkata

"Jangan takut, sesungguhnya Allah bersamamu, Allah sendiri yang akan mengajarkanmu. " 

Kini anak laki laki itu sudah hampir tua, kedua orangtuanya sudah meninggal. Semasa mudanya dihabiskan dengan pendidikan menjelajahi berbagai Negeri. Kini cerita itu ia sampaikan sebagi bahan ajaran untuk kami. Bahwa Allah lah tempat meminta. Sewaktu ibunya si wanita buta huruf pertama kali berjumpa dengan ayahnya,saat itu mereka belum menikah. Lalu laki laki yang kelak menjadi ayahnya itu pernah berkata 

"Berdoalah pada Allah bahwa kau dijadikannya orang pilihan dan kau bertemu orang pilihan dan menikahi orang pilihan serta melahirkan anak pilihan" 

Yang benar saja, wanita itu mengamalkannya. Allah pun mengabulkanannya hingga ia menikahi orang pilihan itu.  yang mampu menuntunnya dekat dengan Allah. Yang mampu meyakinkan bahwa hannya pada Allah lah kita meminta. Dan mampu mengajarkan anaknya mandiri.

*

Kisah itu, dismpaikan Pak Otang Kepada kami. Barang kali, itu memang ceritanya saat masih muda. Dada kami bergetar, setiap dosen tafsir itu, melnatunkan ayat-ayat suci. Terdengar kemurnian dan kesucian jiwa. Masya Allah... sungguh mulia guru kami ini.

Hari itu, adalah kamis. Pada saat Pak Otang, menceritakan kisah luar biasanya. Sebuah pepatah yang akan selalu kami ingat. 

"Jadilah orang pilihan, bertemu orang pilihan, menikahi orang pilihan, dan melahirkan generasi pilihan" 

Itu adalah quotes dari Pak Otang, yang paling kami ingat. 

Saat kisah itu ia cerotakan. Aku dapat mengambil pelajaran. 

Bahwa wanita yang ada di kisah  itu, pun mendapatkan anak pilihan, yang lebih cerdas dari ayahnya. Yang saat kedua orangtuanya mati. Setiap hari ia hadiahkan berupa doa-doa yang ia panjatkan pada mereka. Yang amal kebaikannya mengalir pada kedua orangtuanya. 

Masya Allah...jika Wanita yang buta huruf saja, tahu bahwa Allah lah tempat meminta dan mengadu. Kenapa kita yang tentu saja sudah dapat membaca dan menulis tidak demikian?

Apakah kita tiada menghayati apa yg di katakan Allah dalam kalamnya? 

" Qul huwwallahu ahad, Allahusshomad" katakanlah dia Allah yang maha Esa,Allah tempat meminta segala sesuatu( Q.S Al-Ikhlas: 1-2)

Apakah kita lupa dengan kisah Nabi Ibrahim a.s ketika ia hendak di bakar hidup -hidup? 

Sebelum ia di lemparkan kepada api. Saat itu Nabi Ibrahim berdoa 

"Hasbunallah wa ni'mal wakil"

"cukup Allah sebagai penolong kami, dan Allah lah sebaik-baik tempat bersandar" (Q.S Ali Imran: 173)

 Bahkan kita lebih sering berburuk sangka pada yang kuasa. Dibandingkan memohon dengan istiqomah. Terkadang kita pula tidak yakin doa kita akan terkabul, sudah satu minggu lebih berdoa mengapa belum terkabul?

Kita tiada berkaca pada kisah Nabi Ayyub a.s yang diberikan Allah ujian berupa penyakit kulit bertahun-tahun lamanya. Ia bahkan tak lelah memohon dan terus bersabar.

 "Dan ingatlah, ketika Ayyub menyeru pada Tuhannya. "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang maha penyayang diantar semua penyayang " (Q.S Al -Anbiya :83). 

 Lalu seberapa lama kita berdoa pada Allah, adakah kita berdoa bertahun-tahun?. Atau kita malah berdoa hanya pada saat terpuruk?

Yang Benar saja, kurasa orang- orang yang sabar memang Orang-orang Pilihan. Karna tampak dari keqonaahannya, merelakan semuanya atas izin Allah.Ia pun percaya bahwa Allah pasti akan membantunya. 

Lalu bagaimana dengan kita apakah kita sudah percaya pada Allah? Bahwa Allah ada bersama kita? 

Jika iya, apa buktinya?

Jika tidak mengapa dan beri alasannya?. Barangkali, jawabannya kita renungi  dalam  lubuk hati kita saja.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun