*
Suatu hari, ada kajiam besar-besaran yang diadakam untuk para pemuda di seluruh kota. Judul kajian itu "Dirty Love" Diadakan di masjid tempat Aku bertemu dengan Mia. Mia menjadi salah satu panitia disana. Kajian ini terbuka untuk akhwat dan ikhwan. Hanya saja, ada pembatas. Karena bagaimana pun. Â Dalam islam laki-kaki dan perempuan harus ada pembatasnya.Â
Setelah selesai kajian, Aku bertemu dengan musuh bebuyutanku. Arif, rupanya dia disini. Rupanya, Â dia juga sedang memulai hijrahnya.Â
Kami berbincang ala kadarnya,  mengingat masa SMA kami yang sedikit bobrok dan juga kebodohan pandangan  kami tentang cinta pada saat masa remaja.  Rupanya,  dari pembicraan kami itu. Aku menangkap sinyal, kalau Arif sudah jauh berubah. Dia lebih deawasa, dan lebih memahami agama. Diam-diam aku menahan rasa padanya.Â
Dua bulan setelahnya, Â Arif datang ke rumah untuk melamarku. Rupanya, aku dan dia juga sama-sama punya rasa. Akhirnya kami menikah.Â
*
"Mia nelpon" kataku pada suamiku. Ponselku dari tadi memang sudah berbunyi.Â
"Assalamualaikum Mbak" katanya, setelah kuangkat ponselnya.Â
"Waalaikumsalam Mi" jawabku.Â
"Mbak, besok ada agenda nggak?" Tanyanya.Â
"Nggak Mi. Emangnya kenapa" kataku. Aku melirik ke suamiku. Suamiku tengah memandangiku.Â