Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jangan Takut Nona

9 Februari 2024   16:23 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nona, barangkali kau harus membaca ini. Kau datang seolah aku adalah seorang pelakor dalam hubungan suami istri. Sedang kau dengannya, belum halal sama sekali nona. Ia bahkan tak pernah sibuk membahas hal-hal yang demkian.Jangan-jangan dia tak mengenalmu nona.  

Bahkan aku tahu, kau hanya berdusta soal pilihan orangtua itu. 

Nona, kau bilang kalian sudah dijodohkan kan. Ya sudah nona,  silahkan tunggu saja masa itu, sampai masa penantian itu berakhir dan dia membawamu ke pelaminan.  

Jangan takut nona.  Benar! dalam diam aku memang  menyebutnya dalam doaku.  Tapi, Aku sungguh lebih percaya dengan Tuhanku.  Jika kau adalah pilihannya, ya sudah Aku ikhlas nona. Aku paham nona, takdir Allah jauh lebih baik. 

Nona, jangan takut! Kau yang setiap hari berjumpa dengannya kan? Sementara Aku nona, Aku bahkan tak pernah melihat wajahnya secara langsung? Lalu apa yang harus kau takuti? 

Kenapa kau begitu takut padaku nona? Padahal wajahmu amat cantik rupawan, Aku tentu tak bisa menandingi kecantikanmu nona. Kamu juga orang yang pintar nona. Dari perawakanmu, Aku tahu kau juga terlahir dari keluarga terpandang nona. Lalu, kenapa nona harus takut?


Nona, wajahku tak secantik dirimu! Aku bahkan tak pernah memaki skin care  yang biasa di pakai perempuan seusia kita nona. Karena, Aku amat miskin tak mampu kalau harus sibuk menggunakan itu. Makan saja kami harus meraung raung  nona. 

Jangan nona, jangan runtuhkan kepercayaan dirimu hanya karena Aku. Sebab, Aku hanya seorang gadis miskin yang lahir di sebuah perkampungan kumuh, di kota kecil. Ayahku seorang pengepul rongsokan nona. Aku pun tak mampu untuk memberikan selimut hangat pada Ayah dan Ibuku. Lantas kenapa aku harus merebutnya darimu? 

Nona, jangan takut! Aku lebih tertarik untuk merebut uang yang diambili  oleh para koruptor dan mengembalikannya kepada rakyat kecil nona. Karena para koruptor itu sudah semena-mena kepada kami nona. Mereka yang penjahat, tapi kami yang sering dihukum. 

Aku pun lebih berambisi untuk membangun taman baca di dekat kampungku. Sebab Nona, minat baca anak-anak  tidak ada disini. Disini anak-anak hanya punya minat untuk mencuri. Jangan ajari mereka soal agama, karena agama hanya ada di ktp. Aku tengah berjuang mati-matian, agar keluargaku tidak terkontaminasi dengan pergaulan disini. 

Nona, Aku lebih tertarik untuk mengemban tugas dakwah.  Sebab,  kita lahir di dunia ini adalah untuk beribadah pada Tuhan. Dengan dakwah, akan lebih berguna. Dari pada harus mengejar-ngejar dia seperti apa yang kamu lakukan sekarang nona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun