Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Hati

8 Januari 2024   10:37 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:43 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, ketika Aku sedang menonton saluran berita dari stasiun televisi swasta yang menyajikan berita hangat, lengkap, dan terpercaya. Aku mulai merasakan hari-hari itu saat Dia masih dekat denganku. Senyum kemenangannya telah membuat berita sore ini amat menakjubkan bagiku. Semua orang dulu tak percaya, bahkan Dia dihina, dicemooh kan mentah-mentah. Tapi kini Ia  membuktikan bahwa Dia juga bisa, Dia bahkan membuat Aku merasa terpesona.
Namanya Hanif Ali Prasetyo, Dia dulunya adalah seorang ketua geng motor yang sangar, banyak tingkah,  dan nakal.

Usianya baru 21 tahun saat Ia mengalami kecelakaan naas yang merenggut pengelihatanya. Saat itu Hanif  dan anggota gengnya  akan menuju ke sebuah tempat yang mereka sebut dengan basecamp mereka. Namun tiba-tiba remnya blong dan tak terkendali membuat Hanif dan sepeda motornya terhempas ke jurang. Kecelakaan yang mengenaskan itu membuat kedua matanya tak berfungsi lagi. Dokter bilang Matanya mengalamai buta total.


Ia benar- benar terpuruk dengan kondisinya. Orang-orang di sekitarnya pun menjauh bahkan banyak yang menertawainya dan mengutuknya. Betapa tidak, dulu saat Ia masih normal Orang-orang merasa dia adalah orang yang angkuh, jahat, dan sering menyusahkan banyak orang. Ia dan gengnya sering kebut- kebutan di jalan, melakukan balap liar,  membuat keributan dengan kampung lain, bahkan tidak jarang Hanif mencopet, merampok, Ia juga adalah pengedar obat-obatan terlarang. Kebiasaan buruk itulah membuat musibah yang Ia terima bukannya menerima simpati. Masyarakat justru turut bahagia akan musibah yang merenggut pengelihatan Hanif.  


Aku sendiri  dan  Hanif sudah saling mengenal sejak kecil. Waktu SD Aku dan Dia satu kelas. Kemudian saat SMA juga kami kembali di pertemukan di kelas yang sama. Bagiku Hanif adalah sosok pria yang jahat. Sejak SD sampai SMA kerap kali Ia membuliku dengan julukan "Juara Sampah" Dulu saat kelas 6 SD guru IPA membuat soal yang sangat sulit untuk kami sekelas sebagai bentuk hukuman karena kelas kami menjadi pemecah rekor, kelas paling ribut dan nakal di SD N Cempaka. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Termasuk Aku, Mirna, dan Adi juara-juara kelas. Sejak hari itu Hanif selalu mengatai kami dengan sebutan "Juara sampah"


Saat SMA pun sama, Aku juga meraih peringkat satu di kelas. Julukan juara sampah kembali dinobatkan Hanif padaku. Malangnya Ia semakin mencari-cari kesalahanku setiap Aku bertemu dengannya. Sehingga Aku dan Dia  jadi musuh bebuyutan setiap kali berjumpa. Kami selalu adu mulut dan Kami merasa sama-sama paling benar. Tak ada yang mau mengalah. Apa pun itu Kami seperti Kucing dan tikus dalam serial  Tom and Jerry.


Lama tak bersua, Aku menemukan Hanif dengan kondisi yang amat menyedihkan. Matanya tak berfungsi, dan badanya luka-luka. Rupanya Hamif telah mengalami kejadian yamg begitu mengenaskan. Aku merasa Iba. Meneteskan Air mata.


"Diia mencoba bunuh diri karena tak bisa lagi melihat warna-warni dunia ini," ucap seorang warga.

"Seharusnya Dia mati saja, bukannya Dia tobat dan memperbaiki diri, Dia malah menambah dosanya," ucap warga lain. 

"Mungkin tanah tidak menerimanya dan Tuhan ingin hidupnya sensara sebagai balasan atas perbuatanya selama ini." Warga terus memberi komentar negatif.  Aku mengucapkan istigfar. 

"Bu, Pak, Seorang tunanetra sedang kesakitan disini, bukannya menolongnya tapi kalian malah menghinanya seperti itu. Dia butuh pertolongan," ujarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun