Penulis : Angelina Indra Supardi, Rahma Utari dan Tiara Imelda
Kerajaan Siak? Ada yang baru dengar?
Kerajaan Siak, sebuah entitas bersejarah yang kaya akan warisan budaya dan kebijakan yang melampaui zamannya. Artikel ini akan membahas sejarah gemilang, perkembangan unik, dan pengaruh yang diwariskan oleh Kerajaan Siak. Dengan penelusuran mendalam, kita akan mengungkapkan jejak-jejak penting dari masa kejayaan hingga kejatuhan, serta warisan yang masih dapat ditemui hingga sekarang.
Mari kita membahasa lebih rinci tentang Kerajaan Siak
1. Latar Belakang Kerajaan Siak
- Asal-usul dan pendiri Kerajaan Siak
Kerajaan Siak ialah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sumatra, Indonesia. Didirikan pada tahun 1723 oleh Raja Kecik, yang merupakan seorang kepala suku Melayu yang mempunyai kekuasaan di daerah tersebut. Menurut sejarah, di tahun 1732 Raja Kecik berhasil menyatukan beberapa suku dan wilayah yang berada di sekitar Sungai Siak, kemudian menjadi inti dari wilayah kekuasaannya. Dengan demikiannlah Raja Kecik dianggap sebagai pendiri Kerajaan Siak dan Kerajaan ini terus berkembang di bawah pemerintahan para raja selanjutnya, memperluas wilayah dan memperkuat pengaruhnya di Sumatera Timur.
Siapa saja Raja-raja selanjutnya setelah Raja Kecik yang memerintah Kerajaan Siak?
1. Raja Kecik , Sultan Abdul Djalil Rachmadsjah (1723-1746)
2. Tengku Buang Asmara, Sultan Muhammad Abdul Djalil Muzaffarsjah (1746-1765)
3. Tengku Ismail, Sultan Ismail Abdul Djalil Djalaludinsjah (1765-1766)
4. Tengku Alam, Sultan Abdul Djalil Alamuddinsjah (1766-1780)
5. Tengku Muhammad Ali Panglima Besar, Sultan Ali Abdul Djalil Muazzamsjah (1780-1782)
6. Tengku Jahja, Sultan Jahja Abdul Djalil Muzaffarsjah (1782-1784)
7. Tengku Sayed Ali, Sultan Assjaidis Sjarif Ali Abdul Djalil Sjaifuddin (1784-1810)
8. Tengku Sayed Ibrahim, Sultan Assjaidis Sjarif Ibrahim Abdul Djalalchaliluddin (1810-1815)
9. Tengku Sayed Ismail, Sultan Assjadis Sjarif Ismail Abdul Djalil Sjaifuddin (1815-1864)
10. Tengku Panglima Besar Sayed Kasim, Sultan Assjaidis Sjarif Kasim I Abdul Djalilsjaifuddin (1864-1889)
11. Tengku Ngah Sayed Hasjim, Sultan Assjaidis Sjarif Hasjim Abdul Djalil Sjaifuddin (1889-1908)
12. Tengku Putera Sayed Kasim, Sultan Assjaidis Sjarif Kasim II Abdul Djalil Sjaifuddin (3 Maret 1915-1946)
- Kepemimpinan yang Mencirikan Masa Keemasan Kerajaan
Dari 12 pemimpin ada salah satu kepemimpinan yang mencirikan masa keemasan Kerajaan Siak adalah di bawah pemerintahan Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah I (1725-1746). Di masa kepemimpinannya, Kerajaan Siak berkembang pesat dalam hal ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah I ini berhasil mengonsolidasikan kekuasaan di dalam wilayahnya, perdagangan dengan wilayah lain meningkat, dan memperluas pengaruh politik. Sultan ini juga dikenal sebagai pelestari kebudayaan Melayu, mendukung seni, sastra, serta pengetahuan di kerajaannya.
Tidak hanya itu, kerajaan ini juga mencapai kejayaan bidang pemerintahan dengan menerapkan sistem administrasi yang terorganisir dengan baik, memperkuat struktur pemerintahan, dan juga kebijaksanaan pemerintahan.
-Faktor- faktor yang Mengukir Identitas Unik Kerajaan Siak.
Ada beberapa faktor yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas unik Kerajaan Siak
a. Lokasi Geografis
b. Kebijaksanaan Pemerintahan
c. Kebudayaan Melayu yang Kaya
d. Perdagangan yang Makmur
e. Kepemimpinan yang Kuat.
Dari faktor-faktor ini secara kolektif membentuk identitas unik Kerajaan Siak sebagai pusat kebudayaan Melayu yang makmur secara ekonomi dengan pemerintahan yang tertata dan stabil.
2. Kekayaan Budaya dan Tradisi.
- Keberagaman Budaya di Dalam Kerajaan
Kerajaan Siak mempunyai keberagaman yang kaya disebabkan wilayahnya yang beragam dan perdagangan yang luas dengan berbagai suku dan komunitas. Ada beberapa aspek keberagaman budaya di Kerajaan Siak
a. Kebudayaan Melayu
b. Pengaruh Islam
c. Multietnis dan Multikulturalisme
d. Perdagangan dan Interaksi dengan Etnis Lain
e. Keanekaragaman Bahasa dan Adat Istiadat
- Seni dan Kebudayaan yang Berkembang Pesat.
Kerajaan Siak, seni dan kebudayaan sangan berkembang dengan pesat melalui berbagai ekspresi kreatif dan aktivitas budaya mendalam.
a. Seni Lukis dan Seni Patunf
b. Seni Tari dan Musik
c. Kesenian Teater dan Drama
d. Sastra dan Puisi
e. Kerajinan Tangan
f. Arsitektur dan Bangunan Bersejarah.
- Tradisi Unik yang Masih Dilestarikan oleh Mayarakat Siak Hingga sekarang
a. Tari Zapin
b. Adat Istiadat Pernikahan
c. Kesenian Ukiran Kayu
d. Festival Budaya dan Tradisi Lokal
e. Adat-adat Kemasyarakatan
f. Penggunaan Pakaian Adat
3. Kebijakan Pemerintah Yang Progresif
-Sistem pemerintahan pada masa kerajaan siak
Pada masa Kerajaan Siak, terdapat sistem pemerintahan yang sangat maju yang dikenal dengan monarki absolut, dimana sultan memegang kekuasaan tertinggi dengan kekuasaan absolut. Sistem ini mencakup struktur administrasi yang terorganisir dengan baik, termasuk pejabat istana, dan pembagian kerja yang efisien untuk menjalankan pemerintahan. Penguasa tertinggi dalam sistem pemerintahan Kesultanan Siak Sri Indrapura adalah Sultan. Ada leluhur yang mendukung Sultan dalam menjaga sistem pemerintahan Kesultanan Siak Sri Indrapura.
 Kehidupan politik masyarakat Siak bertumpu pada sistem Gedung Parlemen Tinggi yang digunakan sebagai ruang sidang umum. Istana ini dipimpin langsung oleh Sultan Siak, dan pemerintah membagi kekuasaan menjadi dua arah berbeda: atas dan bawah. Titik-titik tersebut disebut kecamatan, dan setiap kecamatan dipimpin oleh seorang yang bergelar Datuk. Namun, beberapa daerah masih diperintah oleh kepala suku. Saat itu, istilah "kaya" merujuk pada orang-orang yang mempunyai status tertentu di Kesultanan Siak.
- Kebijakan yang mendukung perkembangan kerajaan Siak
Kerajaan Siak terkenal dengan kebijakan yang mendukung perkembangan baik dari sektor ekonomi maupun sosial, berikut beberapa diantaranya:
a. Sistem Administrasi yang Efisien: Â Kerajaan Siak memiliki sistem administrasi yang terstruktur dengan baik untuk mengelola sumber daya dan pendapatan negara, mendukung pertumbuhan ekonomi.
b. Pertanian dan Perdagangan: Mendorong pertanian dan perdagangan, terutama dalam komoditas seperti karet dan hasil hutan, menjadi fokus untuk meningkatkan perekonomian daerah.
c. Pembangunan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan sarana transportasi lainnya, dilakukan untuk meningkatkan konektivitas dan memfasilitasi pergerakan barang dan orang.
d. Pendidikan: Dukungan terhadap sistem pendidikan untuk meningkatkan tingkat melek huruf dan keterampilan masyarakat, menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil.
e. Kebijakan Kesejahteraan: Implementasi kebijakan kesejahteraan untuk meningkatkan kondisi sosial masyarakat, termasuk kesehatan dan perumahan.
f. Kebijakan Keagamaan Toleran: Mempertahankan kebijakan toleransi antar-agama untuk menciptakan stabilitas sosial dan harmoni di antara berbagai kelompok masyarakat.
g. Pengembangan Seni dan Budaya: Mendukung pengembangan seni dan budaya sebagai bagian dari identitas kerajaan, serta sebagai sumber ekonomi.
Kebijakan-kebijakan tersebut menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan ekonomi dan sosial di masa Kerajaan Siak.
-Pengaruh kerajaan Siak terhadap lingkungan masyarakat Â
Salah satu pengaruh peninggalan kerajaan Siak adalah kitab Al-Qaid. Kitab Al-Qa'id atau Babur al-Qa'id disebut juga kitab hukum yang mewakili sistem hukum Kesultanan Siak, atau Konstitusi Kerajaan Siak. Ini mengatur sistem hukum, adat istiadat, tata letak kantor, dll. Beberapa realisasi dari kitab Al-Qaeed antara lain masih adanya hukum adat Melayu, pemerintahan yang terstruktur, dan tugas pejabat yang sepadan dengan tanggung jawabnya.
 Dan hal paling berharga yang pernah disumbangkan oleh Sharif Qasim II alias Sharif Qasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Sharif Qasim II adalah kekayaannya sebesar 13 juta gulden, ia terkenal karena menyumbangkan sejumlah uang tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan US$ 120,1 juta atau lebih dari Rp 1,74 triliun jika dirupiahkan.
 Sultan Sharif Qasim II yang dikenal anti penjajah mengumumkan berita kekalahan Jepang dalam perang, menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Mendengar itu, saya langsung angkat bicara. sebuah bendera merah. Bendera putih di depan Istana Siak.
4. Masa Kejatuhan Dan Peninggalan Kerajaan Siak
- Penyebab Keruntuhan Kerajaan Siak
 Jatuhnya Kerajaan Siak merupakan akibat dari inisiatif pemerintahan Kerajaan Siak yang patut dipertanyakan. Pada tahun setelah kepemimpinan Syed Ali Abdul Jalil, Syiah mengalami kemunduran karena adanya perjanjian yang disetujui oleh pejabat Syiah. Perjanjian ini dinamakan Perjanjian Siak.
 Perjanjian tersebut mencakup pengalihan kekuasaan lokal milik Siak kepada Belanda. Hal ini mempengaruhi jalur perdagangan dan menyebabkan terpuruknya perekonomian Kerajaan Siak. Terlebih lagi, penguasa sudah tidak mampu lagi membuat kebijakan baru terhadap daerah yang dipimpinnya sebelumnya.
-Peninggalan Bersejarah Kerajaan Siak
a. Â Perunggu Patung Ratu Wilhelmina
Patung perunggu Ratu Wilhelmina merupakan hadiah dari Belanda. Â Patung ditemukan dan mungkin bisa menjadi bukti sejarah Siak. Patung Ratu Wihelmina masih dapat ditemukan di tempat disimpannya berbagai koleksi Kerajaan Siak.
b. Mahkota Raja
Mahkota tersebut merupakan peninggalan kerajaan Melayu. Mahkotanya terbuat dari emas dan permata yang indah. Mahkota ini dibuat untuk Raja Siak pada masa pemerintahan Sultan Siak X. Jika ingin melihat mahkotanya, kunjungi Museum Gajah Nasional Jakarta.
c. Singgasana Kerajaan Siak
Tahta Kerajaan Shiak juga merupakan warisan dari Shiak. Singgasana ini dilapisi dengan ukiran yang sangat indah dan terbuat dari kuningan dan emas. Penemuan ini rupanya hilang, namun pengelola Museum Gajah Nasional Jakarta membatalkan penemuan tersebut.
d. Senjata dan Benda Kerajaan
Kesultanan Siak juga meninggalkan beberapa peninggalan berupa senjata dan barang-barang kerajaan. Artefak tersebut berupa meriam, peralatan Nobat, tombak, cermin, dan lainnya. Ada juga lampu dan tembikar dari Tiongkok dan Eropa, serta patung marmer sultan yang dibuat dengan mata berlian. Beberapa peninggalan tersebut berupa furnitur seperti piring, sendok, dan cangkir, dengan lukisan simbol kerajaan di setiap bendanya.
-Upaya Pelestarian Peninggalan Kerajaan Siak
Upaya yang dilakukan untuk terus melestarikan penggalan kerajaan siak yaitu melakukan penelitian, pembersihan dan mengamankan peniggalan peninggalan kerajaan siak. Pemerintah juga menjadikan kerajaan Siak menjadi objek wisata agar kita tau bagai mana adat melayu dan adat melayu dapat terjaga hingga kapanpun.
5. Pengaruh Kerajaan Siak dalam
-Konteks Modern
Kerajaan siak memiliki pengaruh dalam konteks modern, terutama pada hal yang berkaitan dengan identitas masyarakat modern dan warisan budaya yang terus hidup dalam kehidupan sehari -- hari. Sebagaimana contohnya adalah Kabupaten Siak mempatenkan City Branding yaitu "Siak the Truly Malay" yang menjadi salah satu tanda pengenal Kabupaten Siak di kancah global. Selain itu, sejarah Kerajaan Siak dapat menjadi elemen penting dalam pembentukkan identitas masyarakat modern di wilayah tersebut. Nilai -- nilai tradisi serta norma yang berkembang selama pemerintahan Kerajaan Siak dapat membentuk bagian integral dari identitas lokal.
Sehingga Istana Siak Sri Indrapura yang merupakan peninggalan Kerajaan Siak menjadi salah satu objek wisata yang masih berdiri hingga saat ini. Warisan budaya Kerajaan Siak terus hidup dalam kehidupan sehari -- hari masyarakat modern. Seperti contohnya adalah seni pertunjukkan tari Zapin Arab yang pada awalnya dibawa oleh saudagar Arab yang datang ke wilayah Nusantara dan masih dipertunjukkan hingga saat ini. Selain itu nilai -- nilai luhur dari Bhinneka Tunggal Ika juga merupakan hasil warisan sejarah yang masih relevan serta dipegang teguh oleh masyarakat modern. Oleh karena itu warisan budaya Kerajaan Siak dapat menjadi daya tarik pariwisata yang signifikan. Pengembangan pariwisata berbasis sejarah dapat memberikan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai -- nilai budaya mereka sendiri.
Cerita dan nilai -- nilai dari Kerajaan Siak tentu dapat menjadi inspirasi dalam membangun masa depan. Sejarah Kerajaan Siak mengandung Pelajaran berharga tentang kepemimpinan, keadilan, dan keberagaman. Dengan mempelajari dan menghargai nilai -- nilai ini, masyarakat modern dapat mengambil inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih baik lagi.
Kesimpulan
Kerajaan Siak, dengan jejak sejarah yang memancarkan kekayaan dan kebesara, mengukir warisan yang memberikan identitas warna dan budaya masyarakatnya. Melalui kebijaksanaan pemerintahannya dan kekayaan budayanya, Kerajaan Siak tidak hanya meninggalkan jejak fisik dalam bentuk istana dan peninggalan bersejara, tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan era antara masa lalu, sekarang dan masa depan.
      Sebagaiman bagian dari integral masyarakat modern, nilai- nilai trasdisi dan bahasa yang berasal dari Kerajaan Siak terus hidup dalam kehidupan sehari -- hari. Warisan budaya yang bukan hanya menjadi sumber kebanggaan lokal, tetapi juga membuka peluang baru untuk mengembangkan ekonomi dan pariwisata. Dengan melestarikan situs budaya dan sejarah, masyarakat modern dapat mengeksplorasi potensi dan memperkuat ikatan antar budaya dan pembangunan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar nostalgia sejarah, Kerajaan Siak memberikan inspirasi untuk masa depan. Nilai -- nilai kepemimpinan yang bijaksana, keadilan, dan kerja sama yang tercermin dalam cerita dan sejarahnya. Dengan demikian, jejak sejarah Kerajaan Siak tidak hanya berupa kisah dari masa lalu saja, tetapi juga merupakan peta arah yang memberikan fondasi pedoman yang berharga bagi masyarakat modern dalam membangun masa depan yang berkelanjutan serta penuh makna didalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H