ini kemudian menimbulkan adanya tradisi karapan sapi. Karapan sapi segera menjadi
kegiatan rutin setiap tahunnya khususnya setelah menjelang musim panen habis. Karapan
Sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan
dengan diiringi musik saronen
Bentuk permainan
Pelaksanaan Karapan Sapi dibagi dalam empat babak, yaitu: babak pertama, seluruh sapi
diadu kecepatannya dalam dua pasang untuk memisahkan kelompok menang dan
kelompok kalah. Pada babak ini semua sapi yang menang maupun yang kalah dapat
bertanding lagi sesuai dengan kelompoknya.
Babak kedua atau babak pemilihan kembali, pasangan sapi pada kelompok menang akan
dipertandingkan kembali, demikian sama halnya dengan sapi-sapi di kelompok kalah, dan
pada babak ini semua pasangan dari kelompok menang dan kalah tidak boleh bertanding
kembali kecuali beberapa pasang sapi yang menempati kemenangan urutan teratas di
masing-masing kelompok.
Babak ke tiga atau semifinal. Pada babak ini masing-masing sapi yang menang pada
masing-masing kelompok diadu kembali untuk menentukan tiga pasang sapi pemenang
dan tiga sapi dari kelompok kalah. Pada babak keempat atau babak final, diadakan untuk
menentukan juara I, II, dan III dari kelompok kalah
Karapan Sapi Secara tidak langsung tersirat beberapa nilai-nilai moral yang terkandung
diantaranya.
* Nilai kerja keras
tercermin dalam proses pemilihan dan pelatihan sapi sehingga menjadikan sapi
kerrap itu kuat dan tangkas. Untuk menjadikan seekor sapi seperti itu tentunya
diperlukan kesabaran, ketekunan dan kerja keras agar bisa menjadi juara.