Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sains Matematika: Penalaran Deduksi dalam Perkembangan Fisika

13 Juli 2024   08:10 Diperbarui: 13 Juli 2024   08:28 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Path; Alexsouza_Tattoo 

Berkat perkembangan dan terobosan ilmu matematika dalam memajukan sains, sehingga matematika dapat membantu ilmu pengetahuan lain. Sehingga kaitan erat matematika dengan ilmu lain yakni, geografi, fisika, astronomi, kimia, biologi, ekonomi, ilmu komputer dan teknologi. [10] Dengan demikian, wilayah penalaran manusia (rasional-logis) dan hubungannya dengan observasi dan eksperimen ilmiah bukan lah sesuatu yang bertentangan sebagaimana yang akan kita bahas  dalam perkembangan filsafat.

Karena penalaran rasional-logis matematika adalah cara kerja akal dalam berpikir dan mengamati hasil dari observasi dan eksperimen ilmiah, sehingga ilmuwan dapat berhipotesis dan menyimpulkan hasil penelitiannya. Dengan demikian, kemajuan sains di abad 17 bertumpuh pada fondasi prinsip matematika.

Ilmuan matematika asal Britania A. N. Whitehead (m. 1947) menuturkan:"Tanpa kemajuan matematika ini, perkembangan sains pada abad ke-17 tidak mungkin terjadi. Matematika membantu latar belakang pemikiran imajinatif yang dengan para saintis mendekati pengatamatan terhadap alam". [11]

II.B. Matematika Hubungannya Dengan Filsafat

Dalam sejarah pemikiran manusia, filsafat dan matematika bisa dikatakan ia muncul bersamaan. Sebagai suatu pondasi penalaran untuk mengetahui fenomena alam semesta dan menjawab pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai eksistensi alam semesta. Dan itu dibuktikan dalam catatan sejarah, bahwa para ahli filsafat di masa lalu sekaligus, mereka ahli dalam bidang matematika.

Para tokoh tersebut yakni, Thales (624-546), Pythagoras (572-497), Euclides ( 300 SM), Zeno (490-430), Plato (427-347) dan Archimides (287-212). [12] Pemikiran para tokoh tersebut yang menjadi pondasi awal perkembangan filsafat dan matematika selanjutnya, baik itu di dunia pemikiran Muslim maupun Barat.

Matematika dan filsafat mencakup ilmu-ilmu hakiki. Sebab penalaran logis dan filosofis melingkupi kedua ilmu tersebut, pada bidang filsafat dibagi menjadi dua, filsafat teoritis dan filsafat praktis. Wilayah filsafat teoritis mencakup ilmu sains yakni, matematika dan fisika serta cabang-cabangnya dan juga metafisika. Dan pada bagian filsafat praktis melingkupi, etika, rumah tangga dan politik. [13]

Oleh karena itu,  filsafat sebagai ruang lingkup sains yang salah satunya matematika dapat dipahami bahwa keberadaan  dua ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan. Meski matematika sebagai ilmu teoritis dalam lingkup filsafat, ini karena filsafat sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Cara kerja logis matematika dan filsafat sebagai penalaran filosofis, keduanya bekerja sama dalam perkembangan ilmu metafisika dan sains.

Sementara metode filsafat dan matematika memiliki keterkaitan yang sama, yakni, rasional-deduktif (Pemikiran dari umum ke khsus ). Dengan dalil-dalil logis tersebut masalah matematika dan filsafat dapat terselesaikan. Hukum-hukum umum dalam premis mayor  deduktif sebagai analisis pada partikular-partikular yang tersedia, sehingga penarikan  konklusinya dapat dipahami secara terperinci.

Dalam pembahasan yang lebih sistematis Mishbah Yazdi menuturkan: "cara memikirkan masalah-masalah matematika dan rumus-rumus pemecahannya menunjukkan betapa besar efektivitas deduksi, karena penelitian ilmu ini menggunakan metode deduksi. Dan kalau metode ini sia-sia dan tidak efektif, tidak akan ada suatu masalah matematika yang terpecahkan berdasarkan pada kiadah-kaidah matematis". [14]

Ini karena respons para pemikir  abad ke-17 dan setelahnya  yang menolak pemikiran rasional-deduktif. Mereka menisbahkan pengetahuan itu hanya pada wilayah empiris, hasilnya pengetahuan itu murni pengalaman indrawi dari hasil observasi dan eksperimen. Mereka menawarkan metode induksi dari pemikiran khusus ke umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun