Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sains Matematika: Penalaran Deduksi dalam Perkembangan Fisika

13 Juli 2024   08:10 Diperbarui: 13 Juli 2024   08:28 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Path; Alexsouza_Tattoo 

Mengenai hal ini Haryono menuturkan: "Maka penunjukan pengetahuan tersebut sangat keliru, tanpa memperhatikan pemikiran-pemikiran tentang aplikasinya yang praktis, biasanya ilmu pengetahuan yang pokok dan murni (basic or pure science) yang wilayah kajiannya terdiri dari biologi, matematika, fisika, kimia dan lain sebagainya". [5]

Wilayah cakupan ilmu pengetahuan begitu luas, bukan hanya dibatasi pada objek benda-benda yang diamati. Terlebih lagi, perkembangan tersebut hasil dari pikiran manusia dalam kinerja akal (logis). Jika ilmu pengetahuan  hanya dalam pengertian objek benda-benda yang diamati, maka konsekuensinya dalam sains (science) harus ditolak. Sebab perkembangan sains tidak hanya bertumpuh pada pengamatan objek, lebih dari itu peran akal manusia dalam berpikir sebagai fundamental.

Apa lagi prinsip-prinsip logis matematika, jika ilmu pengetahuan hanya sebagai objek pengamatan, maka fondasi prinsip matematika harus ditolak. Karena prosedur cara kerja matematika dengan prinsip-prinsip logisnya, bukan lah wilayah objek yang diamati. Namun, bukan berarti bahwa matematika tidak berkaitan dengan objek-objek yang diamati. Dengan kata lain, untuk mengetahui fenomena alam atau objek-objek yang diamati, dengan bantuan  prinsip-prinsip  logis matematika fenomena tersebut dapat kita ketahui.

Dalam prosedur itu lah bahwa matematika sebagai bagian dari sains. Karena dengan bantuan matematika, manusia dapat mengetahui hukum-hukum alam semesta dengan fenomena dan benda-benda yang diamati. Bukti bahwa matematika adalah bagian dari sains, dan bahwa matematika membantu untuk mengetahui prosedur hukum alam semesta yang telah dilakukan oleh ilmuan terkenal Isaac Newton (m. 1727).

Newton membuktikan dan sekaligus menyempurnakan hasil penemuan ilmuwan terdahulu mengenai partikel-partikel materi alam semesta dan lebih dari itu, ia membuktikan teori terkenalnya dalam fisika  yakni, gravitasi dan mengunkan prinsip matematika.  Ia menuliskan itu di dalam  karyanya "Mathematical Principles of Natural Philosophy". [5]

Ia percaya seperti apa yang diyakini pendahulunya Descartes (m. 1650) bahwa materi terdiri dari partikel-partikel bergerak. Hasilnya ditemukanlah teori mengenai adanya suatu kekuatan dahsyat mekanik dan dinamis dengan tiga prinsip hukum Newton, yakni setiap benda memiliki daya gravitasi terhadap benda lain, kekuatan daya tergantung pada masanya, dan jarak diantara dua benda membentuk kuadrat [6].

Apa yang ditemukan Newton tersebut dalam perkembangan sains modern menggunakan prinsip matematika sebagaimana yang ditekankan dalam karyanya, baik itu dalam penemuannya mengenai gravitasi dan gerak partikel-partikel materi. Artinya, pengamatan Newton dalam memahami hukum-hukum alam dan sifat dari materi sangat jelas bahwa matematika adalah bagian dari sains.

Dari tiga prinsip Newton yang dijelaskan di atas adalah kreativitasnya dalam menggunakan teori kalkulus (salah satu cabang ilmu matematika). Humadi menuturkan: "Newton mengelaborasi dan mengkreasi teori ini dengan ketetapan matematis yang dikenal dengan kalkulus" [7].  Penjelasan Humadi, sebagai bukti nyata yang dilakukan oleh Newton dalam menggunakan matematika sebagai salah satu penemuannya dalam ilmu pengetahuan sains fisika.

Karl Gauss (m. 1855) seorang matematikawan dan fisikawan Jerman mencoba meneliti teori matematika klasik Euklides (-4 SM - -3 SM)  dari Yunani. Euclid lah yang menemukan teori geometri, dalam aturan sejajar dihasilkan bahwa tiga sudut sebelah dalam setiga apapun berjumlah 180 derajat. [8]

Gauss mencoba membuktikan teori terebut, dengan saran alat teleskop dengan daya kuat dan peralatan survei berapresiasi tinggi. Ia mengukur sudut segitiga dan hasilnya terbukti benar, sesuai dengan geometri Euclid. Dalam perkembangan matematika selanjutnya, para ilmuan menemukan teori non-Euclidean yang digunakan para astronom meneliti bintang-bintang neutron dan lubang-lubang hitam yang menghasilkan hipotesis bersifat non-Euclidean. [9]

Jadi perkembangan matematika sangat membantu kemajuan sains dalam wilayahnya masing-masing. Terkhusus  perkembangan fisika, seperti yang diuraikan di atas. Sangat membantu untuk memahami hukum-hukum alam, karena prinsip logis matematika dengan sarana alat-alat yang dibutuhkan dalam observasi dan eksperimen yang dilakukan ilmuwan telah memberikan sumbangsi yang sangat besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun