Mohon tunggu...
Rahmatullah Aziz
Rahmatullah Aziz Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang tertarik pada bidang kesehatan, narkoba, HIV/AIDS, pendidikan tinggi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

''Ibda Binafsik'', Mulailah dari Diri Sendiri

9 Januari 2018   15:15 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:03 15383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dan Rasulullah sendiri bersabda:

Dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda: Sesungguhnya aku diutus guna menyempurnakan kebaikan akhlak. (H.R. Ahmad, 8595).

Akhlaq seperti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW? Nilai-nilai ini  disebut secara jelas dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, di  antaranya adalah zuhud, tawakkal, ikhlash, tawadhdhu', ketulusan, rahmat  dan kasih sayang, amanat, kejujuran, kesungguhan, lapang dada dan  toleransi, sabar, rasa malu, harga diri/kemuliaan, menghargai waktu, dan  banyak lagi akhlaq terpuji dan baik yang dicontohkan oleh Rasulullah  SAW, terutama dalam hal mu'amalah dan hubungan sosial, baik itu sesama  muslim ataupun dengan non muslim.

Hal ini berkaitan juga  dengan dakwah bil hal, yang bukan berarti mengesampingkan dakwah bil  lisan yang tentu bisa memotivasi orang dengan kata-kata, tapi juga  dakwah bil hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW sendiri, jika  Rasulullah SAW menganjurkan ibadah malam, maka Rasulullah adalah orang  yang paling rajin beribadah malam, begitupun shodaqoh yang sangat  dianjurkan oleh Rasulullah SAW, beliau merupakan orang yang paling rajin  shodaqoh. Sehingga bila kita mendengar ada ulama yang menganjurkan  untuk berbuat santun, misalnya, tentu dakwah bil lisan seperti itu akan  jauh lebih baik bila disertai dengan contoh nyata perilaku dari ulama  tersebut.

3. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri

Bagi manusia ada  malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di  belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah  tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang  ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan  terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan  sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-Ra'd: 11).

Dari firman tersebut, jelas disebutkan bahwa semuanya kembali kepada  diri-sendiri bila ingin melakukan perubahan yang besar. Ubahlah diri  sendiri sebelum berusaha mengubah yang lain. Ingin isteri atau anak  rajin sholat, misalnya, tentu ajakan kita akan diabaikan bila kita  sendiri tidak rajin sholat. Mengajarkan adab pada orang lain, tentunya  kita harus menerapkan apa yang akan kita sampaikan terlebih dahulu.

 

4. Jihad melawan hawa nafsu

   Kalian semua pulang  dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan  kepada Rasulullah saw. Apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul  menjawab "jihad (memerangi) hawa nafsu.

Hawa nafsu adalah suatu  kekuatan dari dalam diri yang menyimpan potensi merusak dan membuat  jiwa resah, gelisah, dan tidak pernah tenang. Para ulama sering  membandingkan hawa nafsu dengan binatang liar. Siapa pun yang  menjinakkan hawa nafsunya, dia akan tenang dan mampu menggunakan  nafsunya untuk melakukan aktivitas dan/atau mencapai tujuan-tujuan  luhur. Sebaliknya, siapa pun yang dikuasai hawa nafsunya, dia akan  gelisah dan ditunggangi oleh hawa nafsunya, dan membahayakan dirinya dan  orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun