"Tidak Angeli aku baik-baik saja" Jawab Baqri
"Bagaimana dengan tanda itu?". Angeli kembali bertanya
"Satu minggu lagi aku akan pergi, Dua tahun lalu kakek dan nenek mulai memeliharaku untuk tujuan ini". Kata Baqri dengan menundukkan kepalanya. Antara rela dan berat hati yang ia rasakan. Di satu sisi qurban ini menjadi bentuk terimakasihnya kepada keluarga Kakek yang telah merawatnya sejak kecil, dan disisi lain ia teringat bahwa baru beberapa bulan lalu ia merasakan kebahagian Bersama Angeli, "kenapa harus berakhir secepat ini?". Kata keduanya dalam hati.
Selepas mereka saling berpamitan pada suatu pagi menjelang siang tanggal 10 dzulhijjah. Baqri berdiri Bersama dengan hewan qurban lainnya pada sebuah lapangan di sisi utara masjid yang tak jauh dari rumah kakek. Semua paniita qurban pada hari itu terlihat sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Satu persatu nomor hewan qurban dan nama pemiliknya dipanggil, kini tiba giliran Baqri.
"Sapi nomor 4 qurban dari bapak Suhaidi dan almarhumah Ibu Sukainah". Suara panitia terdengar dari speaker yang ada disana. Baqri lantas diarahkan ke tempat penyembelihan yang telah disiapkan. Tanpa memeberontak sedikitpun, Baqri sudah Ikhlas untuk hal ini. Dengan arahan panitia, Baqri menempatkan badannya ketanah sedangkan lehernya sudah siap diatas lubang galian yang disediakan untuk menapung darahnya. Sambil memejamkan matanya tak henti-hentinya Baqri berdzikir dengan cara yang tak diketahui siapapun kecuali dia dan Tuhannya. Sambil tersenyum untuk yang terakhir kalinya Baqri berkata dalam hati,
"Jika memang direstui oleh Tuhan atas diriku yang menjadi qurban ini. Aku harap Dia akan memepertemukanku dengan Angeli di kehidupan yang abadi kelak. Aku percaya jika Tuhan harus memisahkan dua makhluknya yang saling mencintai dengan cara yang tak pernah terduga, maka perpisahan itu adalah jeda untuk pertemuan yang lebih indah di kehidupan selanjutnya".
"Bismillahi Allahuakbar..Allahumma minka wa ilaika......". Sssrsttt.. Bersama dengan kalimat itu perlahan kesadaran Baqri mulai pudar diikuti setiap ingatannya Bersama Angeli, satu-satunya kemewahan terakhir yang bisa ia bawa mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H