Mohon tunggu...
Rahmat Haqiqi
Rahmat Haqiqi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Penulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Berakhir Secepat Ini

6 Agustus 2024   22:51 Diperbarui: 6 Agustus 2024   23:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu walaupun disertai perdebatan antara keduanya tentang berangkat dan tidak, akhirnya nenek memutuskan untuk tetap pergi ke masjid untuk solat subuh berjamaah menemani suaminya, Keistiqamahan dua sejoli yang sudah lama mereka jalankan. Pagi itu dengan bergandengan tangan keduanya menembus embun subuh yang dingin untuk sebuah kebaikan, keduanya saling menjaga dan menguatkan, mereka khawatir jika salah satu dari mereka akan mendahului. Apakah cukup amal mereka selama ini menjadi alasan untuk kembali bersama di surgaNYA.

Suatu ketika, saat Kakek dan Nenek baru istirahat setelah membersihkan rumput-rumput liar di sawah yang mereka garap, Nenek menyampaikan keinginannya kepada Kakek,

"Kek kita sudah se-tua ini, sedangkan kita masih saja sibuk bekerja padahal sudah waktunya kita untuk lebih banyak beribadah. Khawatir suatu waktu kita dipanggil oleh Tuhan sedangkan kita dalam keadaan belum siap". Kata Nenek

"Umur itu memang tidak ada yang tau. Maka sebisa mungkin apapun yang kita lakukan selama hidup bisa bernilai ibadah termasuk bekerja". Kakek menanggapi "Memangnya kenapa?, Apa rencana nenek?". Tanyanya

"Nenek ingin ber-qurban, jika boleh. Seperti kata kakek, setidaknya hasil kita bekerja selama ini juga bernilai ibadah". Ungkap nenek dengan ragu-ragu takut suaminya itu tidak memperbolehkannya.

"Ide bagus". Jawab Kakek dengan mantap "Memangnya mau qurban apa".

"Jadi gini, kita beli sapi kecil dulu lalu kita pelihara. Mungkin satu setengah sampai dua tahun baru kita qurbankan". Kata Nenek

"Kenapa nggak kambing saja. Kan lebih cepat tuh, tabungang kita juga sudah cukup untuk membelinya tahun ini. Lebih utama juga kan?". Kata Kakek

"Iya nenek tau itu. tapi masalahnya orang-orang sini kebanyakan sudah pada tua-tua. Darah tinggi mereka kalo makan kambing. Selain itu kalo sapi kan bisa jadi lebih banyak nanti yang kebagian" tegas nenek.

Akhirnya mereka pun sepakat untuk memebeli seekor sapi anakan dari si Juragan dengan harga yang sesuai dengan Tabungan mereka. Sesuai rencana mereka akan memeliharanya terlebih dahulu baru setelah satu setengah atau dua tahun lagi mereka akan berqurban. Sesuai ketentuan usia sapi untuk qurban yakni sekitar dua tahun memasuki tahun ketiga. Dan saat itulah Baqri mulai dipelihara oleh Keluarga kecil Kakek.

Satu tahun memelihara Baqri, kembali seseorang memberi kepercayaan kepada Kakek. Mereka adalah salah satu keluarga yang berbeda keyakinan dengan keluarga kakek di desa yang terkenal dengan toleransi antar umat beragama itu. Seketiar satu tahun lagi putri mereka akan lulus dari sekolah menengah dan akan lanjut ke jenjang perguruan tinggi. Jadi tahun ini mereka berencana menabung dengan memelihara seekor sapi untuk nanti dijual sebagai biaya masuk perguruan tinggi. Mereka sadar semakin kedepan biaya Pendidikan semakin mahal, entah di bagian mana dari system pendidikan yang salah. Yang jelas semahal-mahalnya Pendidikan, tetap saja hal tersebut adalah bagian kebutuhan pokok, kecuali jika kita siap untuk cemas di satu abad kemerdekaan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun