Mohon tunggu...
Rahmat Haqiqi
Rahmat Haqiqi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Penulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Berakhir Secepat Ini

6 Agustus 2024   22:51 Diperbarui: 6 Agustus 2024   23:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu yang lain bahkan Baqri pernah berkelahi dengan Anjing hutan yang akan menyerang Angeli sebelum Kakek datang dan mengusir Anjing itu.

"Kamu nggak papa kan?" Tanya Baqri dengan penuh prihatin kepada Angeli yang ketakutan setelah akan diserang Anjing hutan itu. Beruntung karena kesigapan Baqri, Angeli baik-baik saja, bulu indannya tidak sempat rotok sehelaipun berkat keberaniannya.

"Iya aku nggak papa, tapi kamu terluka". Jawab Angeli sambil melihat kearah luka di Kaki belakang Baqri. Anjing yang menyerang mereka ternyata sempat melukuai Baqri.

"Ah.., ini bukan masalah, yang penting kamu selamat" jawab Baqri, "terkadang Anjing-anjing itu memang keluar dari hutan untuk memangsa kambing-kambing yang juga digemabalakan di padang rumput ini, tapi kamu nggak usah khawatir, aku tidak akan membiarkan mereka melukai kamu". Jawab Baqri meyakinkan.

Sejak saat itu Angeli mulai kagum kepada Baqri, memang selama ini Baqri jarang mengajaknya bicara, apa lagi berbicara tentang perasaan mereka. Tapi yang Angeli lihat, Baqri selalu mengungkapkannya dengan sikap kepada dirinya. Hari-hari selanjutnya Baqri masih sama dengan dirinya yang jarang bicara seperti awal mereka kenal. Tapi tidak dengan Angeli, ia mulai membuka hatinya dan berusaha menghilangkan gengsinya. Angeli menjadi lebih sering mengajak Baqri berbicara. Setiap kali digembalakan di padang rumput, ia jadi lebih suka makan secara berhadapan dengan Baqri. Tentu hal ini membuat wajah Baqri memerah karena malu.

Setiap malam Angeli juga senang tidur sambil meyandarkan kepalanya ke tubuh Baqri sampai-sampai membuat sapi Jantan itu tidak bisa tidur dibuatnya. Pagi harinya mata Baqri jadi sering memerah karena tidak bisa tidur semalaman. Angeli jadi lebih maja kepadanya, mungkin itu cara sapi betina menyampaikan perasaannya kepada seekor pejantan.

Pada suatu pagi rumah kakek menjadi sangat ramai dengan warga desa. Biasanya sebelum matahari meninggi kakek membawa kedua sapinya untuk digembalakan di Padang rumput, tapi tidak dengan pagi ini. Kabarnya tadi setelah melaksanakan sholat subuh dimasjid seperti biasanya istri kakek tak kunjung bangun dari sujud pada rakat pertamanya. Jama'ah lainnya menjadi panik setelah mereka usai melaksanakan sholat. Salah seorang jamaah memberi tahu hal ini kepada kakek di barisan jamaah laki-laki.

"Kek.. istri anda telah dipanggil olehNya tadi saat sedang sholat". Kata seorang jamaah itu. kakek hanya terdiam tak mampu mengeluarkan kata-kata. Istri yang setia menemaninya sudah tiada. Ia tau jika pada akhirnya setiap manusia juga akan dipanggil ketika sudah waktunya. Tapi satu hal yang membuatnya berat hati yaitu belum bisa memenuhi apa yang istrinya harapkan untuk melaksakan qurban tahun ini.

Setelah kepergian istrinya, kakek menjadi sering sakit-sakitan. Ia hidup sebatangkara tanpa kehadiran istri yang menemani sisa hidupnya. Setiap sore selepas kerja setelah selesai membersihkan diri dan melepas penat, kakek jadi leih sering termenung di teras rumahnya sambil mengingat kembali kebersamaan bersama mendiang istrinya. Sungguh kepergian itu telah meninggalkan duka yang begitu mendalam di salah satu sisi dalam hatinya. Walaupun ia juga tau bahwa kematian adalah sebuah kepastian yang tidak dapat dirubah, satu-satunya cara untuk Ikhlas adalah memohon agar Tuhan juga segera memanggilnya untuk menyusul istri yang telah mendahului.

Satu minggu sebelum hari raya kakek datang ke kandang sapinya Bersama seseorang yang tidak Baqri dan Angeli kenal. Orang itu melihat-lihat keadaan Baqri dan memerikasa Kesehatannya. Angeli jadi merasa khawatir dengan keadaan Baqri. Sesaat setelah orang itu meninggalkan mereka, dan memberi sebuah tanda dibagian tubuh Baqri, Angeli bertanya dengan perasaan khawatir kepada Baqri,

"Apa Kamu sakit" tanya Angeli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun